Lebak (ANTARA) - Relawan Sahabat Indonesia (SRI) menyelamatkan warga pedalaman Badui, Kabupaten Lebak Banten yang menjadi korban gigitan ular berbisa jenis ular tanah dan dirujuk ke RSUD Banten.
"Kita mencatat selama 2,5 bulan terakhir belasan warga Badui menjadi korban gigitan ular tanah," kata Koordinator Sahabat Relawan Indonesia (SRI) Muhammad Arif Kirdiat dalam keterangan tertulis di Rangkasbitung, Lebak, Rabu.
Gigitan ular yang mematikan di kawasan hutan Badui sangat menonjol. Terlebih dua bulan terakhir ini dilanda musim hujan dan banyak warga adat Badui tengah berada di kebun huma.
Warga Badui jika terkena gigitan ular berbisa kini menghubungi relawan untuk dirujuk ke RSUD Banten agar tidak menimbulkan kematian.
"Kami merujuk korban bersama keluarga yang mengantar bernama Enip (36 ) panggiwa wilayah selatan Badui," katanya menjelaskan.
Baca juga: Permukiman adat Badui dilarang difoto gunakan drone
Menurut dia, korban gigitan ular tanah terakhir yang dirujuk ke RSUD Banten bernama Satini (50), warga Kampung Cisadane Rt.004/Rw/013 Desa Kanekes Kecamatan Leuwidamar Badui.
Warga Badui tersebut digigit ular tanah di kawasan hutan permukiman Badui, Selasa kemarin.
Selanjutnya, kasus tersebut dilaporkan kepada relawan sahabat Indonesia (SRI) dan demi penanganan maksimal dibawa ke RSUD Banten.
"Kami merujuk korban dan langsung ditangani di IGD RSUD Banten dengan menerima pengobatan anti bisa ular (ABU)," kata Arief.
Menurut dia, korban gigitan ular berbisa tersebut tidak memiliki BPJS Bidang Kesehatan.
Namun demikian, pihak RSUD Banten menerima pasien tersebut dengan melengkapi Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM).
Baca juga: Masak pakai kayu, masyarakat Badui tak terpengaruh LPG
Pasien warga Badui maupun tetangga kawasan Badui jika menjadi korban gigitan ular berbisa dirujuk dengan menyertakan SKTM, karena sudah bekerja sama antara SRI dan RSUD Banten.
Selama ini, jumlah kasus korban gigitan ular tanah di kawasan hutan Badui cukup menonjol hingga puluhan korban per tahunnya,apalagi membuka hutan untuk dijadikan kebun ladang.
Kedua, penyakit yang tinggi di kawasan warga Badui penyakit tuberkulosis (TB) dan ketiga korengan pada kulit.
Oleh karena itu,pihaknya sebagai kordinator relawan tentu lebih mengedepankan penangan medis hingga dilakukan rujukan ke RSUD Banten secara gratis dengan menyertakan SKTM.
Ia mengimbau, selama ini masyarakat Badui maupun tetangga permukiman Badui diminta mewaspadai gigitan ular berbisa, terlebih saat musim hujan karena ular berkeliaran di jalan dan permukiman penduduk.
Saat ini kasus korban gigitan ular tanah di kawasan Badui cukup menonjol, dan dalam sebulan antara tiga sampai lima orang menjadi korban.
Sementara itu, Enip (36), seorang keluarga korban gigitan ular tanah mengaku, saat kejadian dia tengah membersihkan tanaman di kebun huma di perkampungan Badui, namun tiba-tiba tangan kanan digigit ular berbisa.
"Kami berharap bisa kembali sehat dan pulih setelah mendapatkan penanganan medis di RSUD Banten," kata Enip.
Baca juga: Ritual Kawalu, Kawasan Badui Dalam mulai 1 Februari ditutup