Serang (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Banten mengantisipasi bencana hidrometeorologi basah, terutama di kawasan wisata dengan teknologi modifikasi cuaca (TMC) di masa libur panjang Isra’ Miraj Nabi Muhammad SAW dan Tahun Baru Imlek 2576 Kongzili.
“Memang di Banten ini menjadi salah satu tempat yang menjadi perhatian. Pemerintah Provinsi ini sudah antisipasi, mengajukan permohonan teknologi modifikasi cuaca,” ujar Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Banten Nana Suryana di Serang, Senin.
Nana mengatakan sebelum hujan turun di daratan, maka akan diturunkan di laut lepas. Hal ini seperti yang telah dilakukan di Jakarta.
Baca juga: BPBD Lebak minta wisatawan waspadai bencana alam saat liburan panjang
Sementara, Provinsi Banten masih menerapkan status siaga darurat bencana di Kabupaten Pandeglang, yang sebelumnya menjadi perhatian akibat dilanda banjir.
Hal ini perlu diantisipasi oleh masyarakat yang akan berwisata, berasal dari luar Banten.
“Jadi dimungkinkan nanti kalau perlu dilakukan teknologi modifikasi cuaca, kita sudah layangkan surat itu ke BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika), ya, sudah ditandatangani oleh Pj (Penjabat) Gubernur, tinggal nanti urgensinya kita sudah siapkan,” kata Nana.
Dia mengatakan selain banjir, potensi bencana lainnya di Banten adalah longsor, angin kencang, gempa, serta di pesisir yakni banjir rob, hingga tsunami.
Terlebih Kabupaten Lebak menjadi wilayah yang paling rentan untuk potensi longsor akibat curah hujan tinggi maupun gempa.
Baca juga: BPBD imbau warga pesisir Tangerang waspadai potensi banjir
Selanjutnya, wilayah Tangerang relatif terjadi bencana banjir kiriman, akibat jebol tanggul dari Sungai Ciliwung dan Cisadane.
Pihaknya mengimbau agar penyelenggara tempat wisata, pengelola penginapan, restoran, dan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), untuk memasang rambu-rambu dan menyiapkan jalur evakuasi yang berkoordinasi dengan masyarakat sekitar.
Kepada masyarakat, BPBD Banten mengimbau agar selalu mengantisipasi sekecil apapun potensi bencana di tempat tujuan wisata.
“Tentu ini juga harus tetap menjadi perhatian pada semua masyarakat, terutama yang memiliki anak yang belum bisa renang dan sebagainya. Mohon didampingi petugas balawista yang ada di lokasi masing-masing,” kata Nana.
Baca juga: 2.539 jiwa terdampak banjir di Kudus