Jakarta (ANTARA) - Bukan seri atau kalah dengan selisih gol sedikit, timnas Indonesia mengincar kemenangan pertamanya dalam putaran ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026 ketika bersua raksasa Asia, Jepang, di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, Jumat malam nanti pukul 19.00 WIB.
Melihat dari peringkat dunia FIFA, misi Indonesia ini terbilang sulit karena juara Piala Asia empat kali dan langganan Piala Dunia itu adalah negara yang menghuni peringkat 15 dunia.
Empat belas tim di atas mereka adalah negara-negara kuat, meliputi Uruguay, Maroko, Kroasia, Jerman, Kolombia, Italia, Belanda, Portugal, Belgia, Brazil, Inggris, Spanyol, Prancis, dan Argentina.
Dengan peringkat 130 FIFA, Indonesia pastinya sangat jauh dari Jepang.
Saat Jepang sudah mampu mengalahkan juara Piala Dunia, Jerman dan Spanyol, Indonesia baru menapaki tangga Asia setelah baru lulus dari level Asia Tenggara.
Peluang Indonesia memang kecil. Namun, Shin Tae-yong menegaskan dengan sekecil apapun Indonesia bisa menang.
Pelatih asal Korea Selatan itu mengajarkan sebelum bertanding bahwa pemain-pemainnya tak boleh takut melawan siapa pun. Siapa pun lawannya, Indonesia harus masuk lapangan dengan mental pemenang.
“Seperti yang kita tahu Jepang adalah tim terbaik di Asia dari peringkat FIFA, yang penting percaya diri dari pemain, baik dari segi fisik, dari mana pun, kita tidak akan kalah secara mental dari mereka,” kata Shin saat memimpin latihan timnas Indonesia di SUGBK pada Selasa (12/11).
Ranking FIFA kadang bukan patokan karena sepak bola bukan matematika. Sebaliknya, perhitungan kualitas paling masuk akal dinilai dari performa terkini.
Bahkan, itu pun tak cukup ideal untuk menilai performa sebuah tim karena banyak faktor lainnya. Di sini peran seorang pelatih untuk menganalisis kelemahan dan keunggulan lawan sangatlah penting.
Baca juga: Ini pemain Timnas Indonesia yang diwaspadai Jepang
Percaya diri
Tak hanya Shin yang percaya diri, para pemain pun juga begitu.
Pada acara Media Day Timnas Indonesia di Hotel Fairmont, Jakarta, Selasa lalu, semua pemain yang bertatapan dengan awak media juga mengutarakan hal sama.
Marselino Ferdinan contohnya. Pemain yang baru mendapatkan klub barunya di Oxford United itu mengatakan para pemain Jepang juga manusia. Jadi tidak ada perlu yang ditakutkan dari Samurai Biru walaupun mereka saat ini tak terkalahkan dalam babak kualifikasi.
Jika Indonesia bermain percaya diri dan lepas dengan berani memegang bola lebih banyak, maka itu akan memperbesar peluang menang.
Mantan pemain Persebaya itu dikenal sebagai pemain muda yang sangat berkembang di Indonesia, bahkan tergolong cukup cepat.
Sejak mendapatkan debut timnas senior pada Januari 2022 saat usianya 17 tahun empat bulan 18 hari, Marselino selalu mendapatkan kepercayaan dari Shin, dengan kini sudah mencatat 27 cap dan tiga gol bersama timnas senior.
Di antara pemain senior nan kenyang pengalaman yang menghiasi skuad Garuda, Marselino adalah yang selalu mendapatkan tempat di hati Shin. Ini karena pemain yang kini berusia 20 tahun itu selalu bermain dengan percaya diri.
Dalam usianya yang masih sangat belia, gaya bermain Marselino seolah menunjukkan pemain ini sudah lama bersama timnas.
Kenyang pengalaman bersama timnas senior, pengalaman yang diserapnya dia tularkan kepada skuad muda Indonesia pada Piala Asia U-23 2024 yang menembus empat besar. Di sana, Marselino menjadi bintang karena menjadi nyawa Garuda Muda.
Witan Sulaeman, Sandy Walsh, Egy Maulana Vikri, hingga Jordi Amat juga mengutarakan kepercayaan diri yang sama dengan Marselino.
Aura kepercayaan diri yang menyelimuti skuad Garuda membuat Jepang menaruh perhatian besar.
Pelatih Jepang Hajime Moriyasu khawatir Indonesia yang dinilainya telah mencapai kemajuan yang sangat pesat akhir-akhir ini, bakal mendapatkan momentum bangkit di SUGBK di depan puluhan ribu suporternya sendiri nanti.
Terlebih, tren kemenangan mereka dalam babak kualifikasi baru saja dihentikan oleh Australia, tim yang ditahan seri 0-0 oleh Indonesia di SUGBK pada pertandingan kedua.
Baca juga: Lawan Jepang, Timnas Indonesia harus percaya diri