Rangkasbitung (ANTARA) -
Pembuat gula aren di Kabupaten Lebak, Banten sejak satu bulan terakhir merasa kewalahan melayani permintaan konsumen yang melonjak, hal itu mendongkrak pendapatan ekonomi masyarakat pedesaan.
"Kita sekarang bisa menjual sekitar 400 toros (satu toros berisi 50 cetakan batok kelapa) per pekan dengan harga Rp300 ribu per toros, sehingga bisa menghasilkan omzet Rp120 juta," kata Memed (50) seorang penampung gula aren di Rangkasbitung, Lebak, Minggu.
Gula aren asal produksi Cimenga dari Kecamatan Malingping dan Cijaku masuk kategori terbaik dan banyak diburu konsumen. Apalagi proses pembuatannya alami dan organik sehingga memiliki nilai jual di pasaran.
Selain itu rasanya sangat manis dan beraroma serta bertahan hingga satu bulan sehingga cocok buat penderita diabetes melitus.
"Saat ini banyak permintaan mulai pedagang eceran, pedagang makanan tradisional hingga konsumen, namun terlayani dengan baik karena menampung produksi dari perajin itu," jelasnya.
Baca juga: Pelaku UMKM gula aren Lebak jadi andalan ekonomi pedesaan
Nurhadi (50) anggota Kelompok Usaha Bersama (KUB) gula aren di Kecamatan Malingping Kabupaten Lebak mengatakan, selama ini permintaan pasar cukup meningkat sehingga dipastikan dapat mendongkrak pendapatan ekonomi masyarakat mulai pelaku usaha, petani, buruh sadap nira, sopir hingga pekerja lainnya.
Saat ini, kata dia, di wilayahnya yang sebagian besar perajin gula aren Cimenga mampu memproduksi sekitar 150 toros per hari.
Produksi gula aren itu, kebanyakan ditampung pengepul dan dipasok ke berbagai daerah di Banten, DKI Jakarta hingga Jawa Barat.
"Kami senang dengan meningkatnya permintaan pasar cenderung meningkat," katanya.
Baca juga: Harga emping di Lebak turun jadi Rp70 ribu per kilogram
Sekretaris Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Lebak, Imam Suangsa mengatakan, selama ini produksi gula aren menjadi andalan pendapatan ekonomi masyarakat karena terdapat perkebunan pohon aren.
Kebanyakan perajin gula aren itu berada di Kecamatan Cijaku, Malingping , Cigemblong, Muncang, Cibeber, Cilograng, Lebak Gedong, Cihara, Panggarangan, termasuk warga Badui di Kecamatan Leuwidamar.
"Kami terus minta perajin meningkatkan produksi guna memenuhi permintaan pasar," katanya.
Baca juga: Harga kakao kering di Lebak tembus Rp110 ribu per kilogram