Produksi palawija di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten periode Januari-Agustus 2024 mencapai 37.760 ton dengan lahan tanam seluas 6.262 hektare dan panen 5.834 hektare.
"Dengan produksi palawija sebanyak itu dapat meningkatkan pendapatan ekonomi petani," kata Kepala Bidang Produksi Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Deni Iskandar saat dihubungi di Rangkasbitung, Lebak, Minggu.
Selama ini, pertanian palawija menjadi andalan ekonomi petani sehingga mampu menyumbangkan kesejahteraan keluarga.
Mereka para petani mengembangkan pertanian palawija itu kebanyakan di lahan darat dan tidak banyak menggunakan air.
Produksi palawija dengan masa panen selama tiga bulan hingga sepuluh bulan dan mampu memenuhi permintaan pasar.
Baca juga: Pemkab Lebak catat produksi palawija pada 2023 tembus 24.519 ton
Baca juga: Pemkab Lebak catat produksi palawija pada 2023 tembus 24.519 ton
Selama ini juga produksi palawija menjadi andalan ekonomi petani kedua setelah tanaman pangan.
"Kami minta petani terus petani terus meningkatkan produksi dan produktivitas dengan memperluas tanaman palawija," kata Deni.
Menurut dia, produksi tanaman palawija dari Januari-Agustus 2024 tercatat 37.760 ton terdiri dari jagung sebanyak 3. 468 ton, kacang kedelai 1.131 ton, kacang tanah 893 ton, kacang hijau 143 ton, ubi kayu 26.420 ton dan ubi jalar 5.705 ton.
Perputaran uang hasil produksi palawija itu mencapai miliaran rupiah dan menyumbangkan produksi pangan masyarakat.
Baca juga: Karena musim panen, harga cabai di Lebak alami penurunan
Baca juga: Karena musim panen, harga cabai di Lebak alami penurunan
Karena itu, Kementerian Pertanian setiap tahun memberikan bantuan benih tanaman palawija kepada petani untuk meningkatkan produksi pangan dan ekonomi.
Penyaluran bantuan itu untuk memberikan motivasi para petani agar mampu mengembangkan produksi tanaman palawija, karena permintaan pasar relatif tinggi.
"Kami berharap petani menggeluti usaha pertanian tanaman palawija karena dapat meningkatkan pendapatan ekonomi petani," kata Deni.
Sementara itu, Ujang (55 ) warga Kecamatan Maja, Kabupaten Lebak mengaku pihaknya petani di sini memasuki panen jagung seluas 16 hektare dengan produktivitas 5 ton per hektare.
Mereka petani hasil panen jagung itu sudah ditampung oleh tengkulak dengan harga Rp5.000 per kilogram berbentuk pipilan.
"Kami meyakini dengan musim panen jagung itu dipastikan bisa menghasilkan pendapatan ekonomi sekitar Rp25 juta per hektare dengan harga Rp5.000/kilogram dari produktivitas 5 ton," katanya.
Baca juga: Balawista Lebak minta nelayan waspadai tinggi gelombang empat meter