Petani adat kasepuhan di Kecamatan Cibeber Kabupaten Lebak, Banten memasuki panen raya padi lokal dengan masa panen selama enam bulan di daerah itu.
"Kami berharap panen raya padi lokal dapat memenuhi ketersediaan pangan dan peningkatan ekonomi keluarga," kata Sumarta, seorang Kepala Desa Citorek Kidul, Kabupaten Lebak, Senin.
Panen raya itu dilakukan secara serentak di lima desa, karena tradisi budaya ketahanan pangan lokal masyarakat adat kasepuhan.
Selama ini, kata dia, masyarakat kasepuhan secara turun temurun mengembangkan pertanian pangan menggunakan benih lokal.
Benih pangan lokal itu aneka ragam jenis diantaranya padi ketan juga padi kui, padi pete atau beras cere.
Mereka mengembangkan pertanian pangan di lahan areal persawahan dan dilakukan hanya satu kali tanam dalam setahun.
Namun, pihaknya menerima laporan panen padi lokal tahun ini adanya serangan hama babi hutan.
"Kami berharap panen padi lokal tahun ini menghasilkan pendapatan lebih baik dibandingkan tahun lalu," kata Sumarta.
Baca juga: Pj. Gubernur dan Direksi Bank Banten Salurkan Bantuan Sosial di Cibeber Lebak
Baca juga: Pj. Gubernur dan Direksi Bank Banten Salurkan Bantuan Sosial di Cibeber Lebak
Iwan (50) seorang petani adat kasepuhan mengatakan petani yang panen padi lokal itu hanya satu kali tanam dalam setahun dengan masa panen selama enam bulan.
Setelah itu, mereka areal persawahan tersebut dijadikan pengembangan budidaya perikanan air tawar.
"Kami hasil panen padi itu dapat memenuhi konsumsi keluarga selama setahun dan sisanya bisa dijual untuk ekonomi," katanya menjelaskan.
Sementara itu, Kepala Bidang Produksi Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Deni Iskandar mengatakan pemerintah daerah hingga kini tetap melestarikan nilai-nilai petani adat dengan tanam satu kali dalam setahun dapat memenuhi ketersediaan pangan masyarakat.
Umumnya, kata dia, mereka petani adat kasepuhan menggunakan benih padi varietas lokal dan bisa mencapai produktivitas panen hingga empat ton gabah per hektare.
"Kami mengapresiasi petani kasepuhan adat yang tersebar di beberapa kecamatan dan terpenuhi ketahanan pangan lokal, bahkan belum pernah menerima laporan kerawanan pangan," katanya.
Baca juga: Kekayaan Intelektual Komunal disebut miliki nilai ekonomi dan branding positif
Baca juga: Kekayaan Intelektual Komunal disebut miliki nilai ekonomi dan branding positif