Dinas Pertanian Kabupaten Lebak, Banten mengoptimalkan penggunaan pompanisasi untuk mendorong peningkatan produktivitas pangan padi di daerah tersebut.
"Meski sekarang tidak ada laporan petani mengalami kekeringan, namun kami tetap disiapkan program pompanisasi," kata Kepala Bidang Produksi Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Lebak Deni Iskandar di Rangkasbitung, Lebak, Minggu.
Pihaknya meninjau diberbagai lokasi areal persawahan di Kabupaten Lebak kini terpenuhi ketersediaan pasokan air, karena beberapa hari terakhir di daerah itu dilanda hujan.
Kendati demikian, pihaknya tetap menyiapkan program pompanisasi untuk menghadapi musim kemarau yang berpeluang terjadi Agustus 2024.
Baca juga: Distan Lebak gencarkan program Luas Tambah Tanam lalui pompanisasi
Baca juga: Distan Lebak gencarkan program Luas Tambah Tanam lalui pompanisasi
Pompanisasi dilakukan agar petani dapat memanfaatkan sumber air permukaan guna meningkatkan produktivitas pangan juga dapat mempercepat gerakan percepatan tanam.
Percepatan tanam itu diberikan waktu dari panen ke tanam selama 14 hari dengan penggunaan benih bersertifikasi dengan masa panen 80-90 hari setelah hari tanam.
Program pompanisasi sebagai langkah kebijakan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman untuk meningkatkan Indeks Pertanaman (IP) dari dua kali tanam dalam setahun bisa menjadi empat kali tanam selama setahun.
"Kami meyakini dengan empat kali tanam dalam setahun dipastikan Indonesia bisa berswasembada pangan," kata Deni.
Menurut dia, pihaknya menyiagakan pompanisasi untuk mendukung program luas tambah tanam (LTT) sebanyak 198 unit terdiri dari bantuan dari Kementerian Pertanian (Kementan) sebanyak 78 unit juga ditambah 60 unit Brigade Dinas Pertanian setempat dan 60 unit Brigade Kodim 0603 Lebak.
Jumlah pompa sebanyak itu, kata dia, relatif cukup untuk mengatasi musim kemarau panjang yang berpotensi terjadi di Kabupaten Lebak.
Baca juga: Presiden Jokowi berharap pompanisasi dongkrak produktivitas pertanian
Baca juga: Presiden Jokowi berharap pompanisasi dongkrak produktivitas pertanian
Selain itu juga pemerintah daerah akan menggulirkan Program Sumur Bor di areal persawahan yang tidak memiliki sumber air permukaan.
"Kami tetap berkoordinasi dengan pemerintah pusat, pemerintah daerah dan TNI sehingga dapat kerjasama dalam mengatasi di lapangan jika terjadi kesulitan pupuk maupun pasokan air," katanya menjelaskan.
Sementara itu, sejumlah petani di Blok Sentral Rangkasbitung Kabupaten Lebak mengaku bahwa mereka kini terpenuhi persediaan air, karena beberapa hari terakhir dilanda hujan sehingga dipastikan panen pada Agustus - September 2024.
Mereka petani di sini awalnya terancam kekeringan dan akan mengerahkan Brigade Pompanisasi dari Dinas Pertanian setempat,namun terbantu adanya curah hujan tersebut.
"Kami sekarang tengah melakukan perawatan agar tanaman padi tumbuh subur dan dapat meningkatkan produktivitas pangan," kata Embi (55) seorang petani di Rangkasbitung, Lebak.
Baca juga: Kementan jamin kesejahteraan petani lalui program pompanisasi
Baca juga: Kementan jamin kesejahteraan petani lalui program pompanisasi