Tangerang (ANTARA) - Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Bina Medika Tangerang Selatan (Tangsel) memberikan edukasi terhadap kesehatan gigi bagi anak berkebutuhan khusus (ABK).
Kegiatan itu digelar untuk mengenalkan agar anak rutin menggosok gigi secara aman.
"Untuk itu, bertepatan di usia yang ke-4, RSIA Bina Medika menggelar edukasi tentang cara merawat gigi pada ABK di Yayasan Sayap Ibu Bintaro," kata Spesialis Gigi RSIA Bina Medika, drg Melissa Adiatman Phd di Tangerang, Minggu.
Baca juga: Ini kiat memelihara kesehatan gigi dan mulut saat puasa
Ia menjelaskan, jika jenis sikat yang digunakan untuk anak berkebutuhan khusus ini berbeda dengan jenis sikat gigi pada umumnya.
"Kebutuhan khususnya adalah jenis sikat yang digunakan berbeda, cara posisinya juga berbeda, produknya juga yang digunakan berbeda dan juga beberapa cerebral placy atau downsindrom sering keluar air liur terus menerus jadi memang harus dilatih cara membersihkannya. Ada tekniknya, alat dan bahannya spesifik untuk anak anak berkebutuhan khusus ini," paparnya.
Ia menuturkan, jenis sikat yang digunakan anak berkebutuhan khusus harus Triple Headed Toothbrush. Di mana kegunaan, sikat gigi tersebut sangat membantu bagi ABK yang tidak mau membuka mulutnya.
"Nah, salah satunya alatnya yakni triple headed toothbrush. Untuk banyak anak berkebutuhan khusus, buka mulut itu susah sekali jadi sikat hanya bisa masuk sebentar, kalau seperti itu Triple Headed Toothbrush bisa mengurung giginya begitu sudah kejepit tinggal ditarik itu sisi atas bagian dengan pipi maupun lidah disikat satu kali tarik itu memudahkan memang," katanya.
Baca juga: Penumpukan sisa makanan di gigi sebabkan bau mulut saat puasa
Sementara untuk pasta gigi yang digunakan pun berbeda. Menurut Melissa, pasta gigi yang digunakan ABK harus memiliki jumlah fluoride di atas 1.000 ppm atau sama dengan pasta gigi untuk dewasa.
"Nah kalau pasta giginya untuk anak berkebutuhan khusus pakai yang 1.000 ppm ke atas. Kenapa? Karena perlindungan fluoride lebih banyak, karena mereka risiko gigi berlubangnya tinggi dan risiko radang gusi tinggi. Karena membersihkannya sulit, air liurnya banyak, makanannya banyak diemut di dalam mulut, jadi memang perlindungan fluoride nya ekstra pakai yang 1000 ppm ke atas, sama dengan pasta gigi dewasa," ungkapnya.
Melissa juga menerangkan, menggosok gigi pada ABK harus juga memperhatikan posisi dan juga mencari cara agar menggosok gigi bisa menjadi kebiasaan.
"Misal posisi tiduran. Kita enggak bisa gunakan pasta gigi terlalu banyak riskan tersedak nanti tidak mau lagi sikat gigi," ucapnya.
Jadi, memang harus cari cara setiap hari di jam yang sama itu harus sikat gigi membentuk kebiasaan. "Mau anak nangis pokoknya saatnya sikat gigi di pagi hari dan sebelum tidur itu harus sikat gigi. Nanti pelan-pelan akan terbentuk pengertian kalau dilakukan setiap hari dua kali," kata dia lagi.
Baca juga: Indikasi kanker mulut, waspadai infeksi sekitar gigi dan gusi
RSIA Bina Medika Tangsel sosialisasi kesehatan gigi bagi ABK
Minggu, 30 Juni 2024 15:23 WIB