Tangerang (ANTARA) - Penjabat Wali Kota Tangerang Nurdin mengatakan kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak seperti fenomena gunung es karena hanya terlihat hanya puncaknya dan di bawah masih banyak yang mungkin tidak dilaporkan.
"Oleh karena itu, keberadaan para aktivis dan kader ini menjadi penting agar semakin membangun kesadaran secara kolektif di dalam masyarakat kita bahwa perlindungan terhadap anak dan perempuan itu menjadi prioritas utama," kata Pj Wali Kota Nurdin saat membuka kegiatan penguatan Aktivis Perlindungan Perempuan dan Anak Kota Tangerang di Aula Gedung Cisadane, Selasa.
Ia mengatakan banyak faktor yang dapat menjadi akar masalah terjadinya kekerasan terhadap anak dan perempuan sehingga perlu untuk didalami bersama agar sumber permasalahan tersebut diketahui untuk selanjutnya dapat dirumuskan upaya mengatasinya.
"Di sinilah peran penting aktivis dan kader serta pendamping tadi sebagai ujung tombak penyelesaian berbagai masalah kekerasan terhadap anak ini. Yang diharapkan dapat mengobservasi dan memantau langsung potensi kekerasan yang mungkin terjadi. Dan jika sudah diketahui masalahnya, segera tindaklanjuti agar kekerasan dapat dicegah karena mencegah lebih baik daripada mengobati," kata dia.
Baca juga: Bantu atasi stunting, Pemkot apresiasi perusahaan berikan telur tiga bulan
Ia juga menegaskan, Pemkot Tangerang senantiasa berkomitmen untuk menjamin perlindungan terhadap perempuan dan anak melalui berbagai program serta pendampingan.
"Banyak kader yang sudah kami siapkan bahkan dari tingkat sekolah juga ada kader pemantau masalah kekerasan di sekolah, di masyarakat juga ada aktivis PATBM dan masih banyak kader-kader yang lainnya yang kita harapkan dapat berkolaborasi dalam penyelesaian kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan di Kota Tangerang," ujarnya.
Ia berharap, melalui pelatihan ini para aktivis yang menjadi peserta pelatihan dapat mengikuti kegiatan dengan sungguh-sungguh sehingga wawasan dan pengetahuannya terkait upaya pencegahan dan perlindungan kekerasan terhadap perempuan dan anak semakin bertambah dan semakin matang.
"Ikuti dan implementasikan dengan baik agar segala bentuk kekerasan dapat kita cegah atau atasi," pungkasnya.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Jatmiko mengatakan kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman terkait pencegahan, penanganan, serta perlindungan terhadap perempuan dan anak yang rentan menjadi korban tindak kekerasan sekaligus persiapan kegiatan Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat (PATBM) di 104 kelurahan.
"Kegiatan pelatihan yang diikuti oleh seluruh Satgas PPA tingkat kota dan kecamatan serta para aktivis PATBM se-Kota Tangerang," katanya.
Baca juga: Dinkes KotabTangerang keluarkan imbauan waspada penularan flu Singapura
Di Tangerang, kasus kekerasan anak-perempuan banyak belum dilaporkan
Selasa, 23 April 2024 22:22 WIB