Sebanyak enam warga Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, dilaporkan meninggal dunia akibat penyebaran kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di daerah itu.
"Kami minta warga tetap mewaspadai penyebaran kasus DBD sehubungan curah hujan tidak menentu, terkadang suhu panas, juga terkadang hujan, sehingga berpotensi berkembangbiaknya populasi nyamuk Aedes aegypti," kata Pelaksana Harian Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Lebak Budi Mulyanto di Rangkasbitung, Lebak, Sabtu.
Penyebaran DBD di Kabupaten Lebak hingga kini terus bertambah. Pada 19 Maret 2024 tercatat ada 1.184 kasus DBD, namun tanggal 12 April 2024 mencapai 1.327 kasus dan kematian dilaporkan enam orang.
Baca juga: Dinkes Lebak ajak warga gencarkan PSN untuk tekan kasus DBD
Baca juga: Dinkes Lebak ajak warga gencarkan PSN untuk tekan kasus DBD
Ia khawatir dengan kondisi cuaca saat ini kasus DBD kian bertambah, sehingga diimbau mencegah penyebaran penyakit yang mematikan tersebut. "Kami berharap masyarakat dapat menjaga kebersihan lingkungan, juga Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)," katanya.
Selain itu, lanjutnya, menggencarkan kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan 3M (Mengubur, Menguras, dan Menutup barang-barang bekas), serta
menaburkan bubuk larvasida di bak mandi yang terdapat genangan air di lingkungan rumah.
Selama ini, kata dia, kegiatan PSN dengan 3M dinilai lebih efektif untuk memutus mata rantai penyebaran kasus DBD.
"Bila dilakukan PSN maka jentik-jentik nyamuk Aedes aegypti mati dan tidak menularkan kasus DBD kepada orang lain," kata Budi.
Sementara itu Nurhayati (45) warga Kabupaten Lebak mengaku ke RSUD Adjidarmo Rangkasbitung karena positif kasus DBD dan diabetes dengan kadar gula darah mencapai 300 mg/dL.
Saat ini ia sudah kembali membaik dan kondisi suhu tubuh tidak panas seperti tiga hari yang lalu. "Kami berharap hari ini bisa pulang ke rumah setelah sepekan menjalani perawatan medis," kata Nurhayati.
Baca juga: Kasus DBD di Kota Serang alami peningkatan