Dinas Pertanian Kabupaten Lebak, Banten, mengatakan saat ini komoditas bambu menjadi andalan ekonomi petani di daerah ini mengingat permintaan dari berbagai daerah terus meningkat.
"Kami memperkirakan perputaran bambu itu hingga miliaran rupiah per bulan dan mampu meningkatkan kesejahteraan petani," Kepala Bidang Produksi Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Deni Iskandar di Lebak, Rabu.
Bambu dari 28 kecamatan di Lebak ini didistribusikan ke sejumlah wilayah seperti Jakarta, Tangerang, Depok, Cikarang, Bekasi, hingga Kerawang.
Kebanyakan jenis bambu itu adalah jenis mayan, ulung, apus, serat, bitung, dan tutul juga cocok untuk pembangunan rumah hingga kerajinan rumah tangga.
Bambu dari 28 kecamatan di Lebak ini didistribusikan ke sejumlah wilayah seperti Jakarta, Tangerang, Depok, Cikarang, Bekasi, hingga Kerawang.
Kebanyakan jenis bambu itu adalah jenis mayan, ulung, apus, serat, bitung, dan tutul juga cocok untuk pembangunan rumah hingga kerajinan rumah tangga.
"Kami bisa menjual sebanyak 1.500 batang bambu dengan harga Rp10 ribu/batang, sehingga menghasilkan pendapatan uang Rp15 juta/bulan," kata Sara (55) seorang petani warga Sajira Kabupaten Lebak.
Pendapatan sebesar itu, lanjut dia, tentu menjadikan andalan ekonomi petani. Karena itu, dirinya hingga kini mengembangkan perkebunan bambu.
"Kami merasa terbantu ekonomi keluarga dari hasil perkebunan bambu itu," katanya menjelaskan.
Baca juga: Petani Lebak mulai panen dan puncaknya Maret nanti
Baca juga: Petani Lebak mulai panen dan puncaknya Maret nanti
Begitu juga petani lainnya H Juned (60) warga Rangkasbitung Kabupaten Lebak mengatakan dirinya bisa menghasilkan pendapatan Rp20 juta dengan menjual bambu sebanyak 2.000 batang per bulan dengan harga Rp10 ribu per batang.
Perkebunan bambu miliknya seluas 1,5 hektare dengan ratusan rumpun dan bisa menjual per bulan.
"Saya kira dari pendapatan Rp20 juta bisa meraup keuntungan Rp15 juta setelah dipotong biaya penebangan dan pengangkutan," katanya menjelaskan.
Menurut dia, selama ini, harga bambu relatif baik di pasaran karena permintaan cenderung meningkat.
Kebanyakan para penampung bambu itu para tengkulak dan dipasok ke berbagai daerah untuk proyek pembangunan juga untuk permintaan toko material bangunan dan aneka kerajinan.
"Kami mengembangkan perkebunan bambu itu sudah 45 tahun untuk pendapatan ekonomi keluarga," kata Juned.
Baca juga: Harga beras merah di Lebak tembus Rp20.000 per kilogram
Baca juga: Harga beras merah di Lebak tembus Rp20.000 per kilogram