Tangerang (ANTARA) - Dokter spesialis paru dari RS Siloam Lippo Village Tangerang Prof Allen Widysanto mengatakan pemeriksaan rutin dan skrining sangat dianjurkan untuk individu penderita penyakit paru dengan risiko tinggi.
Ia mengatakan hal ini sangat penting untuk mendeteksi kanker paru pada tahap awal, sehingga dapat meningkatkan peluang kesembuhan.
Tes pencitraan seperti CT Scan dan biopsi jaringan paru sering digunakan untuk mengonfirmasi diagnosis. Selain itu, deteksi dini kanker paru memainkan peran penting dalam prognosis dan keberhasilan pengobatan.
“Langkah-langkah pengobatan kanker paru dapat mencakup berbagai metode, seperti tindakan bedah, radioterapi, kemoterapi, dan terapi target. Terapi imunologi juga telah menjadi sorotan baru dalam mengatasi kanker paru, membuka pintu untuk pendekatan yang lebih spesifik dan berdampak lebih besar,” katanya.
Baca juga: Kata dokter, pemulihan pascaoperasi tulang belakang dengan ESS lebih cepat
Meski demikian, setiap kasus kanker paru dapat berbeda, dan penanganannya harus disesuaikan dengan karakteristik khusus dari jenis kanker paru dan kondisi kesehatan pasien.
"Keputusan mengenai penanganan harus dibuat berdasarkan diskusi yang mendalam antara pasien dan tim perawatan kesehatan," ujarnya.
Gejala kanker paru dapat bervariasi dan sering kali tidak muncul pada tahap awal penyakit. Beberapa gejala yang dapat muncul termasuk batuk persisten, sesak napas, nyeri dada, kehilangan berat badan yang tidak dapat dijelaskan, hingga batuk berdarah.
Terdapat beberapa langkah preventif yang bisa dilakukan individu untuk mencegah kanker paru antara lain berhenti merokok, menghindari paparan asap rokok pasif, menghindari paparan zat karsinogenik, menjalani pola hidup sehat, dan melakukan skrining paru secara rutin, terutama yang punya riwayat keluarga dengan kanker paru atau berisiko tinggi.
"Kanker paru sering kali disebabkan oleh paparan jangka panjang terhadap zat-zat karsinogenik yang ditemukan dalam asap rokok, polusi udara, dan bahan kimia industri tertentu. Meskipun perokok memiliki risiko yang lebih tinggi, non-perokok pun dapat terkena dampak, sering kali karena paparan pasif," kata dia.
Baca juga: 2024, Siloam Hospitals kembangkan layanan stem cell
Pemeriksaan rutin dianjurkan bagi penderita paru risiko tinggi
Kamis, 1 Februari 2024 10:38 WIB