Pemerintah Kabupaten Lebak, Banten menargetkan produksi gabah kering pungut sebanyak 660.000 ton dari hasil panen pada 2024 guna memenuhi ketersediaan pangan lokal.
"Kita berharap target produksi gabah sebanyak itu terealisasi," kata Kepala Bidang Produksi Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Deni Iskandar di Lebak, Sabtu.
Pemerintah Kabupaten Lebak mengajak petani agar melakukan gerakan percepatan tanam untuk mencapai target produksi gabah sebanyak 660.000 ton dengan areal musim tanam sekitar 120.000 hektare per tahun.
Karena itu, pihaknya menargetkan angka gerakan percepatan tanam pada Januari 2024 ini seluas 3.700 hektare dan Februari mendatang 25 ribu hektare.
Baca juga: Lewat program "Food Estate", Lebak produksi beras 320.973 ton
Baca juga: Lewat program "Food Estate", Lebak produksi beras 320.973 ton
Selama ini, gerakan percepatan tanam dapat menggenjot produksi pangan karena relatif kecil terserang hama maupun penyakit tanaman.
"Kami minta petani agar melakukan gerakan percepatan tanam padi untuk meningkatkan produksi pangan, terlebih curah hujan tinggi," kata Deni.
Ketua Kelompok Tani Suka Bungah Kecamatan Cibadak Kabupaten Lebak Ruhiana mengatakan pihaknya melakukan gerakan tanam di wilayahnya seluas 150 hektare, karena curah hujan cukup tinggi.
Sebab, petani di sini masih mengandalkan air hujan, karena tidak memiliki sarana dan prasarana irigasi.
Dan, petani jika musim kemarau dipastikan areal persawahan mengalami kekeringan dan dibiarkan tanpa ditanami.
Baca juga: Perum Bulog Lebak-Pandeglang distribusikan beras SPHP 1.200 ton
Baca juga: Perum Bulog Lebak-Pandeglang distribusikan beras SPHP 1.200 ton
Namun, apabila musim hujan dipastikan petani Suka Bungah yang memiliki anggota 230 orang itu melakukan gerakan percepatan tanam.
"Kami setahun hanya melakukan percepatan tanam 2,5 kali musim akibat terbentur sarana irigasi," kata Ruhiana.
Menurut dia, apabila gerakan percepatan tanam dilakukan akhir Januari 2024 dipastikan panen bulan Maret mendatang.
Sebab, petani di sini menanam padi menggunakan benih bersertifikat dengan masa panen sekitar 110 setelah hari tanam.
Selama ini, benih padi bersertifikat cukup menguntungkan usaha petani pangan, karena produktivitasnya tinggi hingga mencapai tujuh ton per hektare.
"Kami setiap panen bisa memenuhi permintaan pasar sebanyak 30 ton setara beras per bulan hingga empat bulan ke depan," katanya menjelaskan.
Baca juga: Jelang Ramadhan, Pemkot Serang tambah SPHP khusus pasokan beras
Baca juga: Jelang Ramadhan, Pemkot Serang tambah SPHP khusus pasokan beras
Jali (55) seorang petani di Blok Cirende Kecamatan Kalanganyar Kabupaten Lebak mengatakan petani di sini semua sudah merealisasikan percepatan tanam serentak karena curah hujan tinggi.
Kemungkinan curah hujan tinggi terhadap Februari - Maret mendatang, sehingga petani tadah hujan sangat diuntungkan untuk ketersediaan pasokan air hujan.
"Kami sudah tiga tahun terakhir ini bisa tanam padi mengandalkan curah hujan usai jaringan irigasi mengalami kerusakan," kata Jali.
Sementara itu, Basri (45) seorang petani Kecamatan Rangkasbitung Kabupaten Lebak mengaku dirinya sudah empat hari terakhir menanam padi karena setiap sore hujan turun hingga persawahan miliknya teraliri air.
"Kami sangat terbantu adanya musim hujan itu, karena bisa melaksanakan percepatan tanam," katanya.
Baca juga: Produksi beras di Lebak pada 2023 tembus 320.621 ton
Baca juga: Produksi beras di Lebak pada 2023 tembus 320.621 ton