Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak, Banten, mengimbau masyarakat di daerah setempat agar mewaspadai penyebaran penyakit demam berdarah dengue (DBD) sehubungan memasuki musim hujan.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak Triatno Supiyono di Lebak, Jumat, mengatakan pihaknya terus mengoptimalkan sosialisasi dan edukasi dengan mengajak masyarakat untuk kegiatan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) juga melakukan kebersihan lingkungan.
Sebab, kegiatan PSN dan kebersihan lingkungan dinilai sangat efektif untuk memutus mata rantai penularan DBD. Selain itu juga masyarakat dapat membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
Saat ini, curah hujan dipastikan meningkat dari awal Januari-Februari 2024 berdasarkan laporan BMKG.
Baca juga: Kena DBD, banyak minum air mengandung gula dan elektrolit
Baca juga: Kena DBD, banyak minum air mengandung gula dan elektrolit
Potensi penularan DBD itu karena curah hujan tinggi sehingga berpeluang berkembangbiaknya sarang nyamuk aedes aegypti atau nyamuk pembawa virus DBD.
Untuk mencegah penyebaran DBD itu diharapkan masyarakat melakukan kegiatan gotong royong kebersihan lingkungan juga gerakan 3M (mengubur, menguras, menutup) dan pemberian abatesasi.
"Kami terus memaksimalkan PSN, PHBS dan kebersihan lingkungan untuk memutus mata rantai penularan DBD," katanya menjelaskan.
Ia mengatakan, jumlah kasus DBD di Kabupaten Lebak sampai 12 Desember 2023 tercatat sebanyak 602 pasien dan empat di antaranya meninggal dunia berdasarkan laporan dari rumah sakit.
Baca juga: Tiga warga penderita DBD di Lebak meninggal dunia
Baca juga: Tiga warga penderita DBD di Lebak meninggal dunia
Dari 602 pasien DBD itu daerah endemik tersebar di 25 kecamatan antara lain Kecamatan Rangkasbitung tercatat 146 kasus, meninggal 1 orang, Maja 69 kasus, meninggal 1 orang, Cibadak 66 kasus, Sajira 46 kasus, Cikulur 31 kasus, Warunggunung 30 kasus, Malingping 27 kasus, Gunungkencana 27 kasus, Kalanganyar 25 kasus dan Cimarga 25 kasus.
Begitu juga Kecamatan Cipanas 18 kasus, Banjarsari 15 kasus dan meninggal satu orang, Bayah 12 kasus, Leuwidamar 10 kasus, Cibeber sembilan kasus, Curugbitung delapan kasus, Cileles delapan kasus, Cijaku tujuh kasus, Lebakgedong enam kasus, Wanasalam lima kasus, Sobang empat kasus dan meninggal satu orang, Panggarangan empat kasus, Muncang tiga kasus, Cigemblong satu kasus, dan Cihara satu kasus.
Penyebaran virus DBD itu ditimbulkan akibat lingkungan kurang bersih, sehingga memungkinkan berkembangbiaknya nyamuk aedes aegepty.
Apabila warga positif terkena DBD maka dilakukan penyuluhan dan pengasapan fogging untuk mematikan nyamuk dewasa.
Pihaknya juga akan bergerak cepat melakukan penelitian epidemiologi oleh petugas kesehatan.
"Kami mengapresiasi penanganan kasus DBD itu dilakukan dengan baik sehingga tidak menjadikan kejadian luar biasa (KLB)," katanya.
Baca juga: Cegah DBD, Dinkes Kota Tangerang gencarkan satu rumah satu Jumantik
Baca juga: Cegah DBD, Dinkes Kota Tangerang gencarkan satu rumah satu Jumantik