Jakarta (ANTARA) -
Suharyanto dalam keterangan tertulis diterima di Jakarta, Senin (4/12) malam mengatakan tim gabungan yang terdiri dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Humbang Hasundutan, TNI, Polri, Basarnas, Damkar, Dinas Sosial, Tagana, Destana dan relawan yang terlibat sudah bersinergi untuk memberikan penanganan yang maksimal.
Kondisi lapangan pascakejadian banjir bandang menyisakan berton-ton bebatuan besar disertai lumpur dan puing lainnya. Guna memudahkan upaya pencarian dan pertolongan, tim gabungan itu juga mengerahkan 14 alat berat, sebab tidak mungkin jika dilakukan hanya dengan tangan kosong.
“Kalau kita lihat kondisi sekarang di lapangan memang tidak mudah penanganan darurat. Karena tenaga manusia seolah-olah tidak ada artinya. Sehingga kita kerahkan 14 alat berat untuk membuka jalan dan evakuasi,” kata Suharyanto.
Baca juga: 12 orang warga hilang akibat banjir bandang di Humbang Hasundutan Sumut
Saat tiba di lokasi, Suharyanto mendapat laporan bahwa masih ada 10 warga yang masih dilaporkan hilang. Dua warga sudah ditemukan dalam kondisi meninggal dunia.
Dengan berbagai upaya, Suharyanto optimis bahwa operasi pencarian dan pertolongan dapat dilakukan secara maksimal. Mantan Pangdam V Brawijaya itu juga meminta agar tim gabungan tak henti memberikan pelayanan yang terbaik.
Menyinggung mengenai rencana jangka panjang setelah masa tanggap darurat, BNPB bersama Pemerintah Daerah Humbang Hasundutan akan merelokasi warga yang terdampak. Hal itu didasari atas berbagai pertimbangan yang salah satunya adalah sejarah kejadian bencana masa lalu yang pernah terjadi di lokasi yang sama pada 1972.
Tentunya BNPB berharap agar kejadian serupa tak terulang kembali di masa yang akan datang karena memang wilayah tersebut sangat rawan.
“Masyarakat yang terdampak di sini akan dipindah. Karena kejadian serupa pernah terjadi pada tahun 1972. Bupati akan menyiapkan lahannya dan nanti pemerintah pusat melalui BNPB akan membangunnya,” imbuhnya.
Baca juga: 28 pendaki dilaporkan belum turun dari Gunung Marapi