Serang (ANTARA) - Abdul Hakim (53) warga Kampung Kaujon Buah Gede, Kelurahan Serang, Kecamatan Serang, Kota Serang, Banten, berhasil manfaatkan limbah pelepah pisang yang dikeringkan untuk dijadikan berbagai macam kerajinan hingga bernilai jual.
"Pelepah pisang ini saya olah menjadi pas bunga, hiasan dinding, tempat pensil, celengan," katanya, di Serang, Banten, Jumat.
Abdul mengaku, sudah menekuni usahanya tersebut selama 27 tahun. Yang awalnya terinspirasi dari kerajinan yang dijual di mall yang dibuat dari tumbuhan eceng gondok.
Ia mengatakan, saat mencari limbah pelepah pisang yang lokasinya tidak jauh dari rumahnya, selalu didampingi oleh istrinya. Dengan menggunakan alat-alat sederhana untuk mencari limbah yaitu dengan menggunakan gergaji dan pisau.
"Pohon hasil tanam sendiri ada, milik orang lain yang sudah tidak berbuah ada, atau kadang-kadang ambil limbah pohon pisang yang dibuang di aliran sungai," jelasnya.
Hakim menjelaskan, setelah pohon pisang dikupas untuk memudahkan pengeringan, selanjutnya pelepah pisang dijemur selama tiga hari apabila cuaca sedang terik. Setelah kering pelepah pisang siap untuk dibentuk menjadi berbagai kerajinan.
"Sampai sekarang bisa dibikin bungkus sapu, celengan, souvenir tempat tisu, seolah-olah pengganti kardus. Bahkan lebih kuat cari kardus dan busa dimanfaatin untuk apa aja," ungkapnya.
Baca juga: UMKM di Lebak jadi tumpuan ekonomi keluarga
Hakim membandrol harga kerajinan limbah pelepah pisang mulai kisaran harga Rp15 ribu sampai Rp50 ribu perbuah. Harga tersebut dipatok berdasarkan ukuran kerajinan yang dijual.
"Untuk penjualannya di wilayah Serang, Pandeglang, Rangkasbitung. Kadang dijual cukup di Serang aja, ke toko-toko lesehan, kemana aja ditawarin ke orang-orang," katanya.