Sandi (33) pria asal Kota Cilegon, Banten, memanfaatkan bisnis penjualan limbah minyak jelantah dan dapat meraup omzet hingga Rp20 hingga Rp30 juta per bulan.
"Awal mulai usaha sejak pandemi COVID-19, dengan memanfaatkan layanan digital buat antar jemput minyak jelantah dan jual lagi ke Jakarta," ucapnya di Kota Cilegon, Banten, Rabu.
Dirinya yang masih berprofesi sebagai karyawan di salah satu perusahaan BUMN tersebut kini mengisi hari liburnya dengan membeli limbah yang dikumpulkan dari warga seharga Rp3 ribu per liter.
Lebih lanjut, ia menjelaskan limbah minyak jelantah itu setelah dikirim ke Jakarta nantinya akan dijadikan sebagai Sustainable Aviation Fuel (SAF) atau bahan bakar pesawat.
"Saya biasa membeli dari warga maupun dari restoran, biasanya untuk warga yang memiliki 5 liter minyak jelantah bisa ditukarkan dengan 1 liter minyak goreng premium," ucapnya.
Baca juga: Pemuda asal Serang manfaatkan limbah pelepah pisang jadi potensi ekonomi
Baca juga: Pemuda asal Serang manfaatkan limbah pelepah pisang jadi potensi ekonomi
Dalam sebulan ia bisa mengumpulkan sebanyak sekitar 2.000 liter minyak jelantah yang dikemas dalam jerigen.
Usaha yang dirintisnya sejak tahun 2020 tersebut juga kini kini sudah memiliki 16 mitra cabang di sejumlah wilayah di Provinsi Banten antara lain Kota Serang, Kabupaten Serang, dan Pandeglang.
Selain itu, dirinya menjelaskan manfaat dari menjadi pengepul limbah jelantah tidak hanya menguntungkan namun juga membantu mengurangi limbah rumah tangga.
"Sangat bermanfaat untuk mengurangi limbah rumah tangga, karena biasanya ibu-ibu jika sudah memasak, maka minyak goreng yang sudah terpakai dibuang padahal jika dibuang sembarang bisa berdampak pada lingkungan maupun kesehatan," tegasnya.
Jika limbah minyak jelantah dibuang di drainase bakal menimbulkan mampet, apalagi jika digunakan kembali untuk masak akan berbahaya bagi kesehatan.
Baca juga: Kota Tangerang siapkan tempat penampungan limbah B3 rumah tangga
Baca juga: Kota Tangerang siapkan tempat penampungan limbah B3 rumah tangga