Sejumlah warga di Kabupaten Lebak, Banten berusaha menjadi pemasok hasil pertanian guna memenuhi ketersediaan pangan di sejumlah saat menghadapi El Nino atau kekeringan yang kemungkinan puncaknya pada Agustus-September.
"Kita mengapresiasi warga yang setiap hari memasok berbagai komoditas hasil pertanian ke sejumlah pasar lokal hingga luar daerah," kata Camat Sajira Kabupaten Lebak Mulyana di Lebak, Rabu.
Sebagian besar warga Sajira berprofesi petani, sehingga wajar setiap hari kendaraan jenis colt diesel dan pick up mengangkut produksi hasil pertanian antara 10-25 ton per hari dan dipasok ke sejumlah pasar di wilayah Banten, DKI Jakarta dan Bogor, Jawa Barat.
Hasil pertanian yang menjadi komoditas di antaranya pisang, kelapa, beras, gabah, pepaya california umbi-umbian, palawija dan sayuran dataran rendah.
"Kami mendorong semua warga dapat mengoptimalkan hasil alam dari sektor pertanian untuk meningkatkan pendapatan ekonomi sehingga mampu mengatasi kemiskinan ekstrem," kata Mulyana menambahkan.
Baca juga: Manunggal TNI AD: Mengalirkan air bersih, meretas tengkes di Lebak Banten
Baca juga: Manunggal TNI AD: Mengalirkan air bersih, meretas tengkes di Lebak Banten
Mulyana menyebutkan kini Kecamatan Sajira Kabupaten Lebak banyak perusahaan unggas pedaging dan petelur, karena wilayahnya tidak begitu berjauhan dengan perbatasan Kabupaten Tangerang dan Kabupaten Bogor.
Kehadiran perusahaan unggas itu dapat menyerap lapangan pekerjaan masyarakat setempat. Namun,kemungkinan penyerapan lapangan kerja yang besar dengan beroperasinya Bendungan Waduk Karian yang rencana diresmikan Presiden Joko Widodo tahun ini.
"Kami meyakini adanya Bendungan Waduk Karian bisa menumbuhkan sentra-sentra ekonomi masyarakat," kata Mulyana menegaskan.
Nuriman (55) seorang petani mengaku dirinya menampung pisang dari petani lainnya untuk dipasok ke Jakarta hingga mencapai 5 ton/hari.
"Kami relatif stabil memasok pisang juga terkadang beras ke Cipinang Jakarta," katanya.
Sementara itu,Kepala Bidang Produksi Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Deni Iskandar mengatakan selama ini "bumi Multatuli" memang menjadi daerah surplus pangan dan menyumbangkan pasokan ke luar daerah.
Khusus untuk produksi beras bahkan bisa mencapai rata-rata 350 ribu ton/tahun dan bisa memberikan kontribusi untuk pangan nasional sekitar 3 persen.
Saat ini, kata Deni, menghadapi ancaman kekeringan yang puncaknya Agustus-September diwajibkan petani untuk melakukan percepatan gerakan tanam berbagai komoditas untuk memenuhi ketersediaan pangan juga peningkatan ekonomi masyarakat.
"Kami mengapresiasi pada bulan Juli sudah tercapai target angka tanam padi seluas 1.000 hektare dan petani juga mengoptimalkan tanaman sayuran dan hortikultura guna memenuhi ketersediaan pangan," katanya menjelaskan.