Jakarta (Antara News) - Survei Kantar Worldpanel tempatkan brand-brand mie instan lokal pada peringkat pertama produk yang paling banyak dan sering dibeli konsumen, bahkan menempati peringkat sepuluh besar dunia untuk brand yang sama.
"Brand footprint merupakan penelitian yang dilakukan Kantar Worldpanel setiap tahun dengan menggunakan dasar pengukuran consumer reach point (CRP) untuk mengetahui berapa banyak dan berapa sering suatu brand dibeli," kata Direktur Pengembangan Bisnis Baru Kantar Worldpanel, Fanny Murhayati di Jakarta, Jumat.
Fanny mengatakan survei yang diterbitkan merupakan hasil pendataan tahun 2015, brand footprint ini untuk menunjukkan kekuatan berbagai merek. Survei melibatkan 15.000 merek/ brand, 200 kategori, serta dilaksanakan di 44 negara di dunia.
Brand footprint yang disurvei merupakan produk konsumen fast moving meliputi makanan, minuman, kebutuhan rumah tangga, kesehatan, dan kecantikan, jelas Fanny.
Di Indonesia, jelas Fanny, kegiatan ini menggunakan sampel 5.680 ibu rumah tangga yang mewakili 85 persen dari rumah tangga di perkotaan. Hasilnya menempatkan brand Indomie pada pringkat pertama, tidak itu saja produk ini menempati peringkat delapan dunia menggeser brand asing lainnya.
Di Nigeria brand ini paling banyak dipilih konsumen serta menempati peringkat pertama. Produk ini juga memiliki pangsa yang besar di Malaysia, Turki, Vietnam dan beberapa negara lainnya.
Salah satu yang membuat brand ini menempati peringkat pertama karena penjualan di luar negeri sangat masif, juga karena didukung adanya sertifikat halal menjadikan produk ini populer di kalangan masyarakat muslim dunia.
Kemudian pada peringkat kedua masih ditempati brand mie instan yakni Mie Sedaap. Hal ini menunjukkan produk mie instan paling sering dan paling banyak dibeli masyarakat Indonesia hasil penelitian setiap minggu konsumen membeli produk mie instan.
Fanny mengatakan alasan mudah pembuatannya, jangkauan distribusi yang luas, serta inovasi dalam melakukan promosi membuat produk ini menempati peringkat teratas, jelas Fanny.
Kemudian peringkat sepuluh besar lainnya produk yang diminati masyarakat Indonesia adalah kategori penyedap masakan seperti Masako dan Royco, masyarakat mengganggap produk ini lebih praktis dalam membuat masakan menjadikannya sebagai produk yang paling banyak dan sering dicari, jelas Fanny.
Begitu juga dengan Frisian Flag hal ini karena merek ini memiliki banyak kategori seperti susu formula bayi, susu kental manis, susu cair, dan susu bubuk keluarga.
Lebih dari 85 persen rumah tangga di Indonesia membeli lima merek ini yakni Indomie, Mie Sedaap, Royko, Frisian Flag, dan pembersih baju So Klin.
General Manager Kantar Worldpanel Indonesia, Lim soon Lee mengatakan perkembangan suatu merek tergantung kepada jumlah pembeli. Dalam sepuluh peringkat teratas Brand Fooprint sebanyak enam merek berasal dari produsen lokal, sedangkan empat merek dari produsen luar negeri.
Sebagian besar merek peringkat teratas berasal dari produk makanan sedangkan lainnya merupakan produk kebutuhan rumah tangga dan produk kebutuhan personal. Kemudian kalau melihat performa merek lokal bertumbuh 6,2 persen, sedangkan merek global bertumbuh hanya 3,4 persen, jelas Lim.
Lebih jauh Fanny mengatakan, brand footprint akan memberikan manfaat bagi produsen produk konsumen fast moving untuk mengetahui kelemahan dan keunggulan produknya, sehingga mendorong produsen terebut membangun strategi untuk meningkatkan performa produknya.
Brand yang menempati peringkat 10 besar di Indonesia lainnya meliputi Indofood, Kapal Api, Masako, Kopi Luwak, dan lifebuoy. ***3***