Tangerang (Antara News) - Walikota Tangerang, Arief R Wismansyah menegaskan jika penanganan banjir di sejumlah wilayah harus tuntas dalam waktu cepat agar tidak membuat was - was masyarakat setiap musim hujan. Sebab, banyak dampak yang ditimbulkan mulai dari kesehatan, psikologis, ekonomi hingga aktifitas warga terdampak banjir.
Berbagai skenario penanganan banjir pun sudah disiapkan. Mulai dari penanganan banjir di wilayah Barat seperti Kecamatan Periuk dan Timur meliputi Cipondoh, Pinang, Ciledug, Karang Tengah dan sekitarnya. Bahkan, genangan air di jalan pun menjadi fokus perhatian yang akan ditanganinya.
Untuk genangan air di jalan - jalan yang menganggu laju kendaraan, akan diterjunkan pompa mobile yang menyalurkan ke saluran drainase maupun kali terdekat. Berdasarkan data di Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air, ada dua unit pompa telah disiapkan dan siap membantu mengatasi genangan yang muncul. Termasuk petugas yang siaga dengan peralatan lengkap.
Selain itu, cara lainnya untuk mengatasi genangan di jalan adalah dengan memperbanyak sumur resapan dan pohon resistensi. Karena, penyebab genangan adalah saluran air yang tak bisa menampung debit air. Ditambah lagi dengan kondisi tanah di Kota Tangerang sudah jenuh sehingga tak menyerap dengan baik. "Dengan sumur resapan dan pohon, akan membantu menyerap air sehingga kondisi saluran air bisa menerima ketika ada kiriman air," ujarnya.
Walikota mengatakan, sebagai bagian dari percepatan penanganan masalah genangan dan banjir juga berencana untuk melakukan kerjasama dengan beberapa universitas.
"Jadi nanti kita tempatkan mahasiswa engineering dari kampus yang sudah kerjasama dengan pemkot di setiap kelurahan, satu kelurahan satu engineering,†katanya.
Nantinya, para mahasiswa bisa membantu kelurahan dalam membuat perencanaan. Sehingga, usulan dari tingkat bawah sudah jelas, sumur resapannya dimana, saluran drainasenya seperti apa bisa kelihatan.
Ada juga 74 unit pompa penyedot air yang telah disiapkan. Pompa tersebut akan ditambah lagi dari bantuan Balai Besar Ciliwung Cisadane. Kepala Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Tangerang, Nana Trisyana, mengatakan, seluruh pompa telah disebar di wilayah rawan banjir. Pasalnya, Tagana Kota Tangerang melansir ada 24 wilayah rawan banjir dengan ketinggian mulai dari 40 sentimeter hingga satu meter.
Walaupun demikian, Walikota mengungkapkan, banjir yang melanda pemukiman warga kali ini telah terjadi penurunan dibandingkan sebelumnya. Seperti di Perumahan Total Persada dari yang biasanya tiga meter, kini sisa satu meter dan akan terus diatasi hingga tak lagi banjir.
Sementara untuk penanganan banjir wilayah Periuk, pihaknya akan segera menyelesaikan long storage yang di Kali Ledug dan juga membangun dua pintu air di Kali Ledug dan Situ Bulakan. “Kita juga sudah melakukan pengadaan pompa yang cukup besar dengan kapasitas 500 liter/detik sebanyak empat unit,†Ucapnya.
"Skenarionya yakni, kalau terjadi limpasan hujan maka pintu air ditutup agar air dari Kali Cirarab tudak balik dan air yang di kali ledug bisa dipompa," ujarnya.
Hal tersebut pun dibantu dengan 160 pintu air yang diaktifkan sehingga air bisa teraliri dengan cepat ke kali. Situ bulakan pun akan dikeringkan sehingga bisa menampung air ketika ada hujan.
"Saya terus melakukan pemantauan setiap hari ke lapangan maupun dengan petugas melalui aplikasi SIGAP. Intinya, situ dan saluran air harus bersih sehingga bisa menampung air ketika hujan dengan intensitas tinggi," ujarnya.
Untuk banjir wilayah Timur yang disebabkan dari Kali Angke, pihaknya akan segera mempercepat pembebasan lahannya sehingga bisa mengurangi resiko banjir di Candulan dan Cantiga.
Dalam waktu dekat, dirinya akan berkoordinasi langsung dengan pemerintah pusat untuk bisa dialokasikan anggaran penurupan kali angke. Begitu pula dengan penanganan banjir di Cantiga dan Candulan. Proses normalisasi akan dilakukan tahun ini serta skenario penambahan pintu air dan pompa. Pembangunan tandon air di Perumahan Metland pun jika sudah selesai bisa mengatasi banjir di Candulan. Sedangkan untuk Sungai Cisadane, pada tahun ini telah dialokasikan sebesar Rp300 Miliar dari pemerintah pusat dan akan dikerjakan.
Kabid Perencanaan Sarana dan Prasarana Bappeda, Ruta Ireng Wicaksono menuturkan, akan membuat bendungan yang struktur bawahnya diberikan pasir sehingga bisa menyerap air, atau sistem kerjanya seperti spons.
Hal tersebut sesuai dengan permintaan Walikota yang akan membuat Collector Drain dan Vertical Drain yang berfungsi sebagai saluran pengumpul sebelum kemudian dialirkan ke saluran utama.