Jakarta (ANTARA) - Komunitas Ibu-ibu Pecinta Kain Tenun Nusantara dan Batik (Kanusaba) menyatakan komitmennya untuk memberdayakan pelaku usaha mikro, kecil, menengah (UMKM) di bidang batik dan tenun dengan lebih sering menggelar pertemuan.
"Dalam setiap pertemuan kami, anggota wajib menggunakan tenun dan batik. Otomatis kami juga membantu pelaku UMKM tenun dan batik," kata Ketua Umum Kanusaba, Erni Ero dalam keterangan tertulis, Jumat.
Baca juga: Pemkab Lebak bantu promosi produk UMKM masyarakat adat Badui
Ke depan, lanjut Erni, Kanusaba berencana mengajak pelaku UMKM tenun dan batik untuk memperluas pasar di luar negeri.
"Rencananya akhir tahun ini, kami akan memfasilitasi beberapa UMKM kecil namun memiliki produk tenun dan batik berkualitas untuk menampilkan produk mereka pada ajang "private trunk show" di Thailand. Dengan langkah ini, mudah-mudahan pasar UMKM kita semakin berkembang," kata Erni.
Upaya Kanusaba membantu UMKM tidak hanya sebatas itu. Menurut Erni, dalam waktu dekat Kanusaba juga akan memfasilitasi sertifikasi halal untuk UMKM.
"Kami akan menjadi host untuk sertifikasi halal UMKM. Semoga upaya ini membantu UMKM untuk memperoleh sertifikat halal sehingga bisa menambah nilai jual produk mereka," ujar Erni.
Ia berharap, upaya-upaya Kanusaba, meski terbilang 'langkah kecil', bisa membantu pengembangan UMKM Tanah Air.
"Sebagai organisasi baru yang belum begitu besar, langkah Kanusaba memang tidak muluk-muluk," katanya.
Terpenting, lanjut Erni, Kanusaba bisa melakukan upaya nyata membantu para UMKM. Dengan langkah sederhana dengan membeli dan memakai produk UMKM, akan memiliki dampak positif yang signifikan untuk pengembangan UMKM.
Pada kesempatan sama, Sekjen Kanusaba Effy Kuswita mengatakan, meski bermula dari komunitas kecil, Kanusaba akan terus dikembangkan menjadi organisasi perempuan yang besar.
"Dalam waktu dekat, kami akan segera membuka perwakilan-perwakilan di setiap provinsi," ucap Effy.
Kanusaba didirkan pada 2019. Awalnya hanya sekumpulan ibu lintas profesi yang senang mengenakan kain tenun dan batik. Terbersitlah keinginan untuk turut serta melestarikan kedua kain tradisional Indonesia tersebut.
"Jadi, kami mengadakan pertemuan rutin setiap bulan, silaturahmi sekaligus arisan. Syaratnya, yang hadir harus memakai kain tenun atau batik," tutur Erni yang juga berprofesi sebagai notaris/PPAT ini.
Seiring waktu, pertemuan rutin itu berkembang. Antara lain dengan menyertakan UMKM-UMKM produsen tenun dan batik dalam pertemuan. Tujuannya, membantu memperluas pasar/konsumen mereka.
Pertemuan kembali digelar saat pandemi COVID-19, pertemuan dilangsungkan secara daring. Kini, usai pandemi, pertemuan luring kembali rutin digelar. Yang terbaru, para anggota Kanusaba mengadakan silaturahmi rutin dan arisan di Sarinah, Jakarta, akhir pekan lalu.
"Anggota kami memang belum banyak, yang mengikuti pertemuan rutin sekitar 35 orang, tapi kami ada grup Whatsapp yang diikuti lebih dari 100 orang. Memang organisasi kami tergolong baru, tapi kami terus bersemangat mendorong para ibu di seluruh Indonesia untuk lebih sering menggunakan tenun atau batik, bukan hanya saat di acara khusus, tapi menjadi bagian dari keseharian," jelasnya.
"Dengan begitu, kita semua turut melestarikan budaya Indonesia ini, sekaligus membantu perekonomian bangsa dengan membeli dan memakai produk-produk dalam negeri, khususnya produk UMKM tenun dan batik,” papar Erni.
Kanusaba komitmen berdayakan UMKM batik dan tenun
Jumat, 24 Maret 2023 17:29 WIB
dalam waktu dekat Kanusaba juga akan memfasilitasi sertifikasi halal untuk UMKM