Tangerang, Banten (ANTARA) - Percetakan Yayasan Raudlatul Makfufin yang menggunakan mesin pencetak dari Norwegia memproduksi Al-Qur’an Braille setiap hari karena pesanannya hingga ke seluruh Indonesia.
Kepala Percetakan Raudlatul Makfufin Ahmad Wahyudi kepada Antara di Tangerang Selatan, Kamis (23/2) mengatakan dalam prosesnya percetakan menyalin huruf Al-Qur’an dari huruf awas (melihat) diketik ke dalam komputer dengan huruf braille dengan menggunakan software khusus. Kemudian, dikoreksi oleh tim intern yayasan maupun dari lazna untuk memastikan benar dan layak untuk disebar luaskan dan diterbitkan.
“Setelah kita mempunyai file master tiga puluh juz di dalam komputer kemudian diprint. Kita juga mempunyai tiga unit printer braille dengan kapasitas lumayan besar, prosesnya sama saja seperti ngeprint biasa yang membedakan dengan Al-Qur’an awas dengan metode dalamnya menggunakan tinta, kalau kita kan menggunakan jarum saja jadi tidak terlihat” kata Ahmad Wahyudi.
Di percetakan tersebut memiliki empat mesin, satu mesin besar dengan kapasitas tiga ratus karakter per detik, dua mesin besar dengan kapasitas enam ratus karakter per detik, dan satu printer kecil dengan seratus karakter per detik.
Selain itu Yayasan Raudlatul Makfufin juga mempunyai program wakaf Al-Qur’an jika dana wakaf masih tersedia. Setiap harinya yayasan mencetak Al-Qur’an Brille karena dalam waktu satu bulan pemohon di daerah cukup banyak dua puluh hingga tiga puluh orang. Oleh karena itu, diwajibkan dalam satu bulan mengirimkan Al-Qur’an Braille untuk didistribusikan ke pemohon di daerah-daerah yang mencakup hampir seluruh Indonesia.
Namun apabila dijual, harga biaya cetak bervariasi karena ada empat jenis Al-Qur’an Braille. Untuk biaya cetak Al-Qur’an Braille terjemah seharga Rp2.250 ribu, Al-Qur’an Three in one Rp1.600 ribu, Al-Qur’an tanpa terjemah Rp1.400.000, dan Al-Qur’an two in one (dua juz jadi satu) Rp1.350.000.
“Pada tahun 2019 Yayasan Raudlatul Makfufin mengumpulkan dana untuk pengadaan mesin printer braille. Namun, alhamdulillah ada donatur yang membantu untuk membelikan printer tersebut. Sehingga, percetakan ini bisa berjalan,” tutur Ahmad Wahyudi
Lanjut Ahmad Wahyudi, tujuan Yayasan Raudlatul Makfufin menerbitkan Al-Qur’an Braille ini untuk menyebar luaskan ke teman-teman tuna netra di daerah yang membutuhkan dan ingin belajar.