Lebak, Banten (ANTARA) - Sejumlah pedagang keliling kaum perempuan di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten dapat membangkitkan ekonomi keluarga sehingga memenuhi kebutuhan pangan dan bisa mengatasi lubang kemiskinan.
"Kami setiap pagi berjualan keliling membawa rebung, daun salam, daun genjer, daun sereh, tutut dan ketimus dengan modal Rp30 ribu dan menghasilkan keuntungan Rp50 ribu,"kata Rasikah (55) seorang warga Pasir Tanjung Rangkasbitung Kabupaten Lebak saat ditemui di Lebak, Kamis.
Pendapatan keuntungan berjualan tidak seberapa itu, namun mencukupi untuk kebutuhan ekonomi keluarga.
Suaminya, sebagai buruh serabutan dan kini menganggur serta enam anak mampu menghidupinya dari hasil berjualan keliling itu.
Berjualan keliling dengan menggendong rebung, daun salam, daun genjer, daun sereh, tutut dan ketimus menempuh jalan kaki hingga puluhan kilometer.
Perjalanan begitu jauh, tetapi tidak menjadi halangan bagi pelaku ekonomi kreatif kaum perempuan itu.
"Kami bekerja keras berjualan keliling untuk memenuhi ekonomi keluarga, meskipun belum pernah mendapatkan bantuan sosial dari pemerintah. Dulu, pernah menerima dana COVID-19,namun sekarang belum mendapatkan bantuan sosial kembali," kata Rasikah.
Begitu juga pedagang kaum perempuan lainnya, Ema Yayah (75) mengaku dirinya sudah puluhan tahun berjualan keliling aneka makanan, seperti nasi uduk, ketan, gorengan dan kuliner tradisional.
Meski usia sudah lanjut, menanggung dagangan di atas kepala seberat 4 kilogram dan berjalan kaki empat kilometer masuk kampung keluar kampung di sekitar Komplek Pendidikan Rangkasbitung, namun semangat berjualan keliling.
"Semua barang daganganya itu mengambil dari orang lain dan bisa meraup keuntungan Rp70 ribu/hari sehingga mencukupi untuk kebutuhan pangan keluarga," katanya menjelaskan.
Pengurus Gerakan Organisasi Wanita (GOW) Kabupaten Lebak Hj Tuti Tuarsih mengapresiasi kaum perempuan di daerah ini mampu membangkitkan ekonomi keluarga dan bisa memenuhi kebutuhan pangan.
Para pelaku ekonomi kaum perempuan itu di Lebak diperkirakan ribuan orang mulai berjualan keliling, seperti pedagang pecel, aneka makanan, hasil produksi pertanian, perkebunan, perikanan hingga kerajinan.
Selain itu juga kaum perempuan berjualan di pusat ekonomi dan tempat keramaian, seperti pasar, terminal, alun-alun, rumah sakit dan lokasi lainnya guna membangun ekonomi kreatif.
"Kami selalu mendorong kaum perempuan agar mampu berdirikari sebagai pelaku ekonomi kreatif untuk memenuhi kebutuhan pangan keluarga, sehingga terlepas dari lubang kemiskinan," kata Tuti.
Sementara itu, Pejabat Fungsional Penguji Mutu Barang Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Lebak Jaja Nurjaman mengatakan pemerintah dari belum lama ini melaksanakan pelatihan bagi kaum perempuan untuk meningkatkan kualitas aneka makanan olahan pangan guna mendongkrak omzet pendapatan.
Peserta tersebut sebanyak 30 perempuan dengan mendapatkan pembinaan instruktur dari Lembaga Sobat Spiritual Kota Bogor, dimana lembaga itu sebagai pelatih aneka makanan olahan pangan yang sudah memiliki kompetensi dan sertifikasi.
"Kami berharap dengan pelatihan itu dapat meningkatkan kualitas juga mampu memasarkanya," katanya.