Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak, Provinsi Banten menyebutkan kerugian material akibat bencana alam sepanjang Januari - Oktober 2022 mencapai Rp37 miliar dan tiga orang meninggal terseret gelombang tinggi di pesisir pantai selatan.
"Kita minta masyarakat tetap waspada karena cuaca buruk masih berpeluang dua bulan ke depan," kata Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Lebak Agus Reza Faisal di Lebak, Rabu.
Baca juga: Minta Doa Ulama, Airin Dipuji Atas Prestasi MTQ Tangsel
Baca juga: Minta Doa Ulama, Airin Dipuji Atas Prestasi MTQ Tangsel
Masyarakat Kabupaten Lebak yang terdampak bencana alam tersebut karena cuaca buruk yang ditandai hujan lebat disertai angin kencang dan petir/kilat.
Sepanjang tahun 2022 cukup besar peluang cuaca buruk itu berdasarkan BMKG, sehingga menyebabkan terjadi bencana banjir longsor, angin kencang, gelombang tinggi dan pergerakan tanah.
Wilayah Kabupaten Lebak yang ada di 28 kecamatan, sebagian besar terdapat pegunungan, perbukitan, pesisir pantai dan aliran sungai.
Karena itu, BPBD Lebak mengingatkan masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana alam agar meningkatkan kewaspadaan guna mengurangi risiko kebencanaan.
"Kami sudah menyampaikan surat peringatan kewaspadaan dini kepada aparatur kecamatan, desa, kelurahan, Polsek dan Danramil menghadapi cuaca buruk yang bisa mengakibatkan terjadinya bencana alam," katanya menjelaskan.
Ia menyebutkan kerugian material akibat bencana alam di Kabupaten Lebak sejak Januari - Oktober 2022 mencapai Rp37 miliar terdiri dari kerusakan rumah, tempat ibadah dan gedung pendidikan Rp9 miliar, infrastruktur jembatan dan jalan Rp23 miliar, sosial ekonomi Rp5 miliar.
Pemerintah Kabupaten Lebak mengajukan bantuan untuk perbaikan sarana infrastruktur dan relokasi bagi masyarakat yang terdampak bencana kepada pemerintah pusat dan provinsi.
Sebab, kata dia, jika ditanggung pemerintah daerah tentu tidak mampu untuk merealisasikan pembangunan sarana infrastruktur tersebut.
"Kami berharap bantuan pembangunan infrastruktur itu bisa secepatnya direalisasikan oleh pemerintah pusat maupun provinsi," katanya menjelaskan.
Sementara itu, masyarakat Kecamatan Bayah Kabupaten Lebak mengaku sejak dua pekan terakhir ini menyeberang menggunakan rakit perahu karet setelah jembatan roboh diterjang banjir bandang.
"Kami sangat mendambakan jembatan Cimadur itu kembali dibangun karena dilintasi antardesa," kata Eman, warga Cimanyak Bayah Kabupaten Lebak.