Tangerang (ANTARA) - Ketua Dewan Kemitraan dalam Pengelolaan Lingkungan Pesisir di Asia Timur (PEMSEA) dan Dirjen Kebijakan dan Strategi Kementerian Lingkungan Hidup Kamboja Vann Monyneath mengatakan bahwa penerapan ekonomi biru penting untuk keberlanjutan pertumbuhan ekonomi di wilayah pesisir.
"Sebagian besar populasi di wilayah laut Asia Timur bergantung pada ekonomi pesisir dan kelautan. Karena itu, penguatan ekonomi biru yang berkelanjutan sangat penting," ucap Monyneath dalam sambutan acara PEMSEA Network of Local Governments (PNLG) 2022 di Kabupaten Tangerang, Banten, Rabu.
Baca juga: Delegasi sembilan negara hadiri pembukaan PNLG Forum 2022
Ia menerangkan, pada tahun 2015 nilai ekonomi kelautan global sebesar 1,5 triliun miliar dolar AS dan mempekerjakan sebanyak 61 juta orang secara langsung.
"Angka tersebut tidak termasuk mereka yang berada di lautan untuk skala kecil dan mata pencaharian terkait yang berkelanjutan dan ekonomi informal," katanya.
Selain itu, lanjut dia, kawasan ekosistem pesisir dan lautan termasuk dataran pasang surut bernilai sekitar 2 triliun dolar AS. Sementara itu, tercatat karbon biru senilai 68 miliar dolar AS untuk mangrove dan 40 miliar dolar AS untuk rumput laut.
"Karbon biru senilai 68 miliar dolar AS untuk mangrove dan 40 miliar dolar AS rumput lautnya," ujarnya.
Kendati demikian, ujar dia, esensi dasar dari ekonomi biru adalah menciptakan nilai tambah dan meningkatkan produktivitas untuk menciptakan ekonomi berbasis kelautan yang inklusif dan berkelanjutan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi masa depan.
"Seluruh pihak saat ini sadar bahwa kawasan pesisir dan lautan menghadapi ancaman diskriminasi dan pencemaran lingkungan. Bencana alam dan dampak perubahan iklim pun menghantui kawasan itu," ungkapnya.
Van Monyneath mengingatkan bahwa pada beberapa di tahun terakhir ini, di berbagai penjuru dunia terdapat sejumlah wilayah yang mengalami topan kuat, kekeringan yang lebih lama, serta ternak yang terdampar.
PEMSEA: Ekonomi biru penting untuk keberlanjutan ekonomi daerah pesisir
Rabu, 26 Oktober 2022 21:13 WIB
Angka tersebut tidak termasuk mereka yang berada di lautan untuk skala kecil dan mata pencaharian terkait yang berkelanjutan dan ekonomi informal