Tentara Nasional Indonesia (TNI) mengembangkan budi daya tanaman sorgum seluas empat hektare yang terletak di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, dalam rangka mendukung kedaulatan pangan nasional.
"Kita berharap pengembangan tanaman sorgum itu dapat menginspirasi petani di sini agar dapat menanam sorgum dan tanaman lainnya," kata Dandim Kodim 0603/Lebak Letkol. Arh. Erik Novianto di Lebak, Rabu.
Baca juga: Dinas PUPR Banten bersihkan 68 titik longsoran di Kabupaten Lebak
Ia menuturkan, produksi dan produktivitas tanaman sorgum dari lahan seluas empat hektare bisa menghasilkan 10 ton dengan masa panen selama tiga bulan. TNI menargetkan petani bisa menanam sorgum setahun dan dilakukan tiga kali musim tanam.
Disebutkan, pengembangan tanaman sorgum di Kabupaten Lebak dapat mengantisipasi ancaman potensi krisis pangan nasional. Selain itu, kegiatan pelaksanaan menanam benih sorgum pekan ini direalisasikan bersama kelompok tani di Kecamatan Cimarga.
Pengembangan tanaman sorgum itu tidak menggunakan pupuk kimia, namun diganti memakai pupuk organik cairan BIOS 44 yang bisa menggemburkan tanah dan penyuburan tanaman serta meminimalisir adanya hama perusak tanaman.
Penggunaan pupuk organik cairan BIOS 44 sudah terbukti di berbagai medan juga di berbagai kondisi tanah dan hasilnya sangat memuaskan dengan menanam komoditas palawija, sayuran, seperti jagung, terong, ketimun cabai dan lainnya.
"Kita berharap pengembangan tanaman sorgum dengan pengolahan pupuk organik BIOS 44 dapat memenuhi ketersediaan pangan masyarakat," katanya.
Ia mengatakan, TNI mempersiapkan lahan untuk pertanian seluas 34 hektare tersebar di 16 Koramil di Kabupaten Lebak. Pertanian yang akan dikembangkan TNI, selain tanaman sorgum juga tanaman palawija dengan komoditas jagung.
Tanaman jagung, lanjutnya, sangat cocok dikembangkan di wilayah Kabupaten Lebak dan dapat meningkatkan tingkat pendapatan ekonomi petani juga terwujudnya swasembada pangan nasional.
Dari lahan seluas 34 hektare itu dipastikan akan terus bertambah untuk pertanian. TNI juga akan melakukan demplot percontohan tanaman jagung seluas satu hektare di Kecamatan Wanasalam.
"Kami sudah mengumpulkan mantri tani dan melakukan penyuluhan untuk mensukseskan tanaman jagung guna mensukseskan ketahanan pangan nasional," katanya.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Rahmat Yuniar mengatakan pemerintah daerah mendukung tanaman sorgum yang dilaksanakan TNI dan bisa menjadi makanan pokok dengan mengganti nasi maupun gandum.
Tanaman sorgum sangat cocok dikembangkan di daerah ini, sehingga petani akan mendapatkan pembinaan dan pengembangan teknologi oleh petugas penyuluh lapang. Selain itu, bentuk pohon sorgum menyerupai jagung dengan biji berbentuk bulat kecil.
Ia juga mengemukakan bahwa sorgum menempati pangan urutan kelima dunia setelah gandum, beras, jagung, dan barley.
Bahkan, lanjutnya, sorgum jauh lebih unggul nilai gizinya, karena memiliki kandungan protein, kalsium, zat besi, fosfor, dan vitamin B1 yang lebih tinggi dibanding beras.
"Kami meyakini Lebak bisa menjadi penghasil produksi sorgum terbesar di Banten dengan kolaborasi bersama TNI," katanya.
"Kita berharap pengembangan tanaman sorgum itu dapat menginspirasi petani di sini agar dapat menanam sorgum dan tanaman lainnya," kata Dandim Kodim 0603/Lebak Letkol. Arh. Erik Novianto di Lebak, Rabu.
Baca juga: Dinas PUPR Banten bersihkan 68 titik longsoran di Kabupaten Lebak
Ia menuturkan, produksi dan produktivitas tanaman sorgum dari lahan seluas empat hektare bisa menghasilkan 10 ton dengan masa panen selama tiga bulan. TNI menargetkan petani bisa menanam sorgum setahun dan dilakukan tiga kali musim tanam.
Disebutkan, pengembangan tanaman sorgum di Kabupaten Lebak dapat mengantisipasi ancaman potensi krisis pangan nasional. Selain itu, kegiatan pelaksanaan menanam benih sorgum pekan ini direalisasikan bersama kelompok tani di Kecamatan Cimarga.
Pengembangan tanaman sorgum itu tidak menggunakan pupuk kimia, namun diganti memakai pupuk organik cairan BIOS 44 yang bisa menggemburkan tanah dan penyuburan tanaman serta meminimalisir adanya hama perusak tanaman.
Penggunaan pupuk organik cairan BIOS 44 sudah terbukti di berbagai medan juga di berbagai kondisi tanah dan hasilnya sangat memuaskan dengan menanam komoditas palawija, sayuran, seperti jagung, terong, ketimun cabai dan lainnya.
"Kita berharap pengembangan tanaman sorgum dengan pengolahan pupuk organik BIOS 44 dapat memenuhi ketersediaan pangan masyarakat," katanya.
Ia mengatakan, TNI mempersiapkan lahan untuk pertanian seluas 34 hektare tersebar di 16 Koramil di Kabupaten Lebak. Pertanian yang akan dikembangkan TNI, selain tanaman sorgum juga tanaman palawija dengan komoditas jagung.
Tanaman jagung, lanjutnya, sangat cocok dikembangkan di wilayah Kabupaten Lebak dan dapat meningkatkan tingkat pendapatan ekonomi petani juga terwujudnya swasembada pangan nasional.
Dari lahan seluas 34 hektare itu dipastikan akan terus bertambah untuk pertanian. TNI juga akan melakukan demplot percontohan tanaman jagung seluas satu hektare di Kecamatan Wanasalam.
"Kami sudah mengumpulkan mantri tani dan melakukan penyuluhan untuk mensukseskan tanaman jagung guna mensukseskan ketahanan pangan nasional," katanya.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Rahmat Yuniar mengatakan pemerintah daerah mendukung tanaman sorgum yang dilaksanakan TNI dan bisa menjadi makanan pokok dengan mengganti nasi maupun gandum.
Tanaman sorgum sangat cocok dikembangkan di daerah ini, sehingga petani akan mendapatkan pembinaan dan pengembangan teknologi oleh petugas penyuluh lapang. Selain itu, bentuk pohon sorgum menyerupai jagung dengan biji berbentuk bulat kecil.
Ia juga mengemukakan bahwa sorgum menempati pangan urutan kelima dunia setelah gandum, beras, jagung, dan barley.
Bahkan, lanjutnya, sorgum jauh lebih unggul nilai gizinya, karena memiliki kandungan protein, kalsium, zat besi, fosfor, dan vitamin B1 yang lebih tinggi dibanding beras.
"Kami meyakini Lebak bisa menjadi penghasil produksi sorgum terbesar di Banten dengan kolaborasi bersama TNI," katanya.