Tangerang (ANTARA) - Sejumlah korban banjir di bantaran aliran sungai Cipayaeun di Kampung Cogreg, Desa Pasir Bolang, Kecamatan Tigaraksa, Kabupaten Tangerang, Banten meminta pemerintah daerah setempat untuk kembali melakukan normalisasi sungai di wilayahnya itu.
"Jadi karena dari segi geografis kampung Cogreg ini ada di bawah. Makanya kita butuh normalisasi sungai," kata salah satu korban banjir di Kampung Cogreg, Agus (46) di Tangerang, Rabu.
Baca juga: Puluhan keluarga di Tigaraksa Tangerang terisolir akibat banjir
Menurutnya, banjir akibat luapan Sungai Cipayaeun yang merupakan jalur aliran sungai dari Kabupaten Bogor, Jawa Barat ini sering terjadi setiap tahunnya.
Bahkan, lanjut dia, ketika hujan melanda dengan intensitas yang tinggi akan membuat volume sungai setempat kembali meluap dan mengakibatkan banjir yang cukup parah.
"Kampung kita ini sudah jadi langganan banjir tiap tahunnya, akibat luapan sungai itu," katanya.
Ia mengatakan, selama ini pemerintah setempat sudah pernah melakukan normalisasi sejak beberapa tahun silam. Namun, hingga kini belum ada lagi realisasi penanganan sedimentasi sungai tersebut.
"Kemarin sudah ada normalisasi sepanjang 4 kilometer. Tapi itu dilakukan di lokasi hilirnya, yang di sekitar sini belum," ujarnya.
Kemudian, ia menyebutkan, dalam upaya penanganan banjir di Kampung Cogreg, selain harus dilakukan normalisasi pihaknya pun berharap pemerintah melakukan pembangunan tanggul di sepanjang bantaran sungai tersebut.
"Lebih bagus kalau dibangun tanggul atau tandon. Supaya nanti air itu tidak naik ke permukiman warga," tutur dia.
Sementara itu, diketahui sebanyak 34 kepala keluarga (KK) di Kampung Cogreg, RT/RW 03/03, Desa Pasir Bolang, Kecamatan Tigaraksa, Kabupaten Tangerang, Banten terisolir akibat bencana banjir yang melanda daerah itu pada Rabu (7/8) yang diakibatkan oleh luapan sungai.
"Total ada 26 rumah dengan 34 KK yang saat ini terisolir akibat banjir dari luapan sungai," kata Ketua RW 03, Nuranwar.
Hingga saat ini dari puluhan KK di Kampung Cogreg itu kesulitan dalam beraktivitas karena kondisi jalan yang masih terendam banjir setinggi 80 sampai 120 centimeter.
Sehingga, pihak yang dibantu aparat desa setempat menyediakan satu unit perahu karet guna membantu kegiatan masyarakat sekitar.
"Sekarang sudah ada bantuan satu unit perahu karet, ini digunakan untuk aktivitas mengantar jemput warga. Ditambah ada bantuan mesin pompa sedot dari MMS," katanya.
Ia menambahkan, dengan kondisi saat ini sebanyak 26 rumah yang terdiri dari 34 KK tersebut belum ada yang mengungsi, mereka sementara masih bertahan di kediamannya masing-masing.
"Tidak ada, warga masih bertahan di rumah masing-masing. Tapi kalau kondisinya air meningkat pastinya nanti warga pada ngungsi," kata dia.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Korban banjir di Tangerang harap pemerintah lakukan normalisasi sungai
Warga Korban banjir di Tangerang minta pemerintah lakukan normalisasi sungai
Kamis, 8 September 2022 17:47 WIB
Kemarin sudah ada normalisasi sepanjang 4 kilometer. Tapi itu dilakukan di lokasi hilirnya, yang di sekitar sini belum