Kota Cilegon (ANTARA) - Pondok Pesantren Al Khairiyah Banu Al Qomar yang berada di Lingkungan Karang Tengah, Kelurahan Pabean, Kecamatan Purwakarta, Kota Cilegon Banten, sudah dua tahun memproduksi kopi bubuk kemasan yang dipasarkan untuk memenuhi kebutuhan kopi di wilayah Kota Cilegon hingga luar daerah.
Fahruroji selaku pengurus ponpes sekaligus pemilik usaha Baqofee ditemui di lokasi, pada Jum'at (17/06), menjelaskan usaha produksi kopi bubuk kemasan ini berawal dari usaha kecil-kecilan yang dijalaninya, karena tergerak ingin membantu perekonomian warga sekitar dengan melibatkan para pemuda hingga ibu-ibu warga sekitar termasuk para santri sembari dilatih dalam setiap tahapan produksinya.
Selain juga ingin mengenalkan produk varietas kopi lokal sebagai identitas kopi khas Banten yang langsung didatangkannya dari para petani kopi di wilayah Kecamatan Anyer dan Kecamatan Cinangka di Kabupaten Serang.
"Ya awalnya itu karena rasa kepedulian, saya pribadi ingin membantu masyarakat sekitar khususnya para pemuda yang banyak nganggur, dan ibu-ibu di lingkungan Karang Tengah, Kelurahan Pabean ini ya termasuk juga para santri untuk bisa membantu meningkatkan perekonomian keluarganya. Karena Alhamdulillah kita setiap produksi itu selalu melibatkan baik itu mulai penjemuran, sangrai, penumbukan, hingga pengemasan apalagi kita sekarang produksi semakin banyak ya," kata nya.
Sedikitnya sebanyak dua ton lebih kopi diproduksi di pesantren ini setiap tahunnya, dan kopi-kopi yang dijual dalam kemasan mampu dipasarkan ke sejumlah perusahaan di Kota Cilegon yang sudah menjadi langganan tetap bahkan hingga menembus pasar sejumlah pusat oleh-oleh di luar daerah.
Adapun jenis kopi yang diproduksi yakni kopi robusta dan kopi arabica. Per kemasan ukuran 50 Gram dijual seharga Rp19 ribu, 200 Gram Rp37 ribu, 500 Gram Rp65 ribu dan 1 Kilogram dijual Rp110 ribu. Untuk kopi jenis bahan baku robusta didatangkan langsung dari wilayah Anyer dan Cinangka, sedangkan bahan baku kopi arabica didatangkan langsung dari Bandung - Jawa Barat dan Malang - Jawa Timur.
"Jadi untuk kopi yang kita produksi ini memang kopi lokal. Kenapa, karena kami ingin mengangkat kearifan lokal Banten melalui identitas kopi yang kita miliki, bahwa kopi kita khususnya jenis robusta ini tidak kalah dengan kopi dari wilayah lain kita datangkan dari Anyer dan Cinangka. Tapi kalau jenis arabica itu kita datangkan dari Bandung Jawa Barat dan Malang Jawa Timur," jelas Fahruroji.
Sementara itu Wali Kota Cilegon Helldy Agustian yang menyempatkan diri berkunjung ke lokasi, mengaku sangat mengapresiasi upaya ponpes Al Qomar dalam membangun semangat kewirausahaan dengan melibatkan warga. Karena dengan demikian, upaya tersebut dinilai turut membantu permasalahan Kota Cilegon dalam mengatasi pengangguran yang selama ini masih menjadi pekerjaan rumah pemerintah kota.
"Saya sangat bersyukur ya, ada pondok pesantren di Pabean ini berkontribusi membantu pemerintah dengan menciptakan lapangan pekerjaan untuk masyarakat. Kita ingin kedepan ponpes-ponpes di Kota Cilegon bisa seperti ini, karena ini juga bisa membantu pemerintah mengatasi pengangguran. Nanti kita juga akan upayakan membantu UMKM kita baik dari segi pelatihan, peralatan, pengolahan, pengemasan, pemasaran, hingga permodalannya supaya lebih bisa ditingkatkan lagi," kata Helldy.
Ponpes Al Khairiyah Banu Al Qomar bangun jiwa kewirausahaan warga dan santri lewat produksi kopi
Sabtu, 18 Juni 2022 23:16 WIB
Ya awalnya itu karena rasa kepedulian, saya pribadi ingin membantu masyarakat sekitar khususnya para pemuda yang banyak nganggur, dan ibu-ibu di lingkungan Karang Tengah, Kelurahan Pabean ini ya termasuk juga para santri untuk bisa membantu meningkat