Serang (ANTARA) - Guru Besar Arsitektur Unika Parahyangan, Prof. Purnama Salura, IAI mengingatkan pentingnya untuk melestarikan budaya rumah Pasundan dengan menerapkan pada desain arsitektur bangunan modern saat ini.
Rumah Pasundan, menurut Purnama, serupa dengan bangunan-bangunan tropis pada umumnya di Indonesia.
Baca juga: Tim BPBD temukan dua anak korban tenggelam di Tangerang
"Latar belakang sejarah dan budaya kehidupan masyarakat Sunda yang mempengaruhi rumah pasundan," kata Prof. Purnama Salura saat tampil sebagai pembicara pada seminar daring "Balada Rumah Pasundan" di Jakarta, Kamis.
Purnama juga menyampaikan dari tata kehidupan masyarakat ini lahir banyak tipologi Saung Sunda sesuai fungsinya masing-masing.
Pembicara lainnya, Rd. Roza R. Mintaredja, IAI mengatakan keunikan arsitektur tradisional Jawa Barat ini tidak kalah menarik dari arsitektur bangunan Joglo di Jawa Tengah dan Yogyakarta yang dicermati dan penelusuran pada arsitektur kekinian oleh Arsitek praktisi yang juga pengamat budaya Sunda.
"Bahkan beberapa dari karya arsitekturnya ada juga yang memanfaatkan falsafah arsitektur Pasundan," tutur Roza.
Sedangkan Arsitek Pon S. Purajatnika, IAI yang ahli dalam membuat bangunan khas Jawa Barat lebih menekankan tata ruang rumah tradisional Jawa Barat yang diterapkan pada bangunan rumah bambu bergaya arsitektur modern.
Rumah tradisional Jawa Barat yang bisa dibayangkan terbuat dari material alami seperti bambu, kayu, dan batu, selalu menarik sebagai bangunan yang berkarakter masyarakat Sunda yang agraris .
Sosoknya ringan dan ramah terhadap alam yang bernuansa tropis menginspirasi banyak ide untuk bangunan fungsi baru.
Rumah Pasundan berciri Saung Bambu ini belum banyak diungkap asal-usul serta keistiwewaannya, sehingga kisahnya menarik mengundang tanya.
Hadir dalam seminar "Balada Rumah Pasundan" Ketua Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Jawa Barat Ar. Adrianto Santoso, IAI, Presiden Direktur PT Kenari Djaja Hendra B. Sjarifudin, Direktur PT Kenari Djaja Prima Hendry Sjarifudin, dan Pemimpin Redaksi Majalah Asrinesia Sri Murdiningsih.
Kenari Djaja dan Majalah Asrinesia tertarik menyelenggarakan seminar rumah khas Jawa Barat sebagai salah satu ikon arsitektur Nusantara, bersama IAI Jawa Barat seminar ini menggali keunikan arsitektur daerah yang memiliki falsafah adiluhung dan perlu diketahui masyarakat luas.
“Kami menyelenggarakan seminar online ini sebagai bentuk partisipasi kami dalam menyebarluaskan informasi tentang karya Arsitek dan ke-khasan arsitektur di Indonesia yang potensial dan sangat membanggakan. Kami bersyukur akhrnya sampai di tataran Pasundan, dan mendapat respon yang sangat baik dari Ketua IAI Jawa Barat bersama teman-teman arsitek, serta masyarakat pemerhati arsitektur dari seluruh Indonesia,” ujar Direktur PT Kenari Djaja Prima Hendry Sjarifudin, dalam kata sambutan pembuka seminar.
Menurutnya, bangunan khas Jawa Barat yang akrab dengan kehidupan masyarakat Sunda dan lingkungan alamnya, sangat menarik dibahas dalam seminar, karena banyak yang ‘rindu’ dan merasa ‘kehilangan’.
“Kami merancang Seminar berjudul Balada Rumah Pasundan, agar ‘Kisah’ di balik latar belakang budaya arsitektur Jawa Barat yang ‘sayup-sayup terdengar’ akan terungkap, oleh ahlinya yang kompeten,” tambah Hendry Sjarifudin.
Dia pun berharap pengalaman para narasumber sebagai pelaku sejarah, seni dan budaya di bumi Parahyangan ini, mendukung upaya kita mendapatkan kisah arsitektur “Rumah Pasundan” untuk bisa dilestarikan dan dikembangkan, sebagai potensi daerah yang bisa dibanggakan.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Jawa Barat Ar. Adrianto Santoso, IAI juga berharap dengan seminar ini Arsitektur Nusantara termasuk Arsitektur Pasundan akan memiliki kekuatan dalam menjawab tantangan masa depan.
Selain itu, bisa menambah wawasan dan memperkaya keilmuan dan keahlian para arsitektur, baik dari segi teori maupun praktek.
Dalam seminar yang dipandu oleh Yenny Gunawan, ST. tersebut, masing-masing pakar memaparkan pengalamannya tentang potensi Rumah Pasundan asal Jawa Barat.
Seminar tentang Rumah Pasundan yang akrab dengan alam ini diikuti lebih dari 700 peserta dari kalangan Arsitek, Desainer Interior, mahasiswa, serta masyarakat pemerhati arsitektur.
Arsitek ingatkan pelestarian rumah pasundan
Kamis, 14 April 2022 23:32 WIB
Bahkan beberapa dari karya arsitekturnya ada juga yang memanfaatkan falsafah arsitektur Pasundan