Sebanyak 30 pasien keracunan diduga dari makanan di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, diijinkan pulang setelah menjalani perawatan inap di puskesmas setempat.
"Kami berharap pasien lainnya segera sembuh dan bisa berkumpul bersama anggota keluarganya," kata Kepala Puskesmas Cijaku Kabupaten Lebak Sulistiyo saat dihubungi di Lebak, Sabtu.
Baca juga: Sebanyak 74 warga Kabupaten Lebak keracunan makanan dilarikan ke puskesmas
Baca juga: Sebanyak 74 warga Kabupaten Lebak keracunan makanan dilarikan ke puskesmas
Berdasarkan hasil pemeriksaan dan keterangan terbaru pada pukul 12.00 WIB, jumlah pasien keracunan yang menjalani rawat inap di puskesmas setempat sebanyak 85 orang.
Mereka warga yang mengalami keracunan itu dilarikan ke Puskesmas Cijaku, Jumat (21/1).
Dari 85 orang yang mengalami gejala keracunan, di antaranya 30 orang dinyatakan sudah bisa pulang dan sisanya 55 orang masih dalam perawatan dan observasi. Sedangkan, sebanyak 34 orang lainnya menjalani rawat jalan."Semua pasien keracunan itu ditangani Puskesmas Cijaku dan tidak ada yang dirujuk ke Rumah Sakit Malingping dan RSUD Adjidarmo Rangkasbitung, " katanya menjelaskan.
Menurut dia, hingga kini pasien keracunan yang ditangani tenaga medis puskesmas setempat kondisinya sudah membaik.
Mereka pasien itu tidak mengalami lagi gejala pusing, mual, muntah hingga buang air besar.
Bahkan, pasien rawat inap itu sudah mulai normal untuk mengkonsumsi makanan dan minuman.
"Kami bekerja keras untuk melayani massa yang begitu banyak dan beruntung tidak ada korban jiwa akibat dugaan keracunan dari makanan itu," katanya menjelaskan.
Sementara itu, Kepala Bidang Pencegahan Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak dr Firman Rahmatullah mengatakan pihaknya sejauh ini belum bisa memastikan keracunan yang menimpa warga Cijaku dari makanan, karena hasil dari sampel Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) belum diterimanya.
Puskesmas sudah membawa sampel tinja ke Labkesda untuk mengetahui penyebab keracunan tersebut.
Apakah keracunan itu diduga dari makanan yang dikonsumsi masyarakat dari pemberian acara syukuran toko material bangunan yang diresmikan di desa tersebut.
Selain itu juga pihaknya belum menerima laporan dari kepolisian setempat.
"Kami belum bisa memastikan keracunan itu bersumber dari makanan, karena hasilnya belum diterima," kata dokter Firman.*