Tangerang, (Antara) - Direktorat Jenderal Sumber Daya Air melalui Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane Kementerian Pekerjaan Umum diminta untuk mempercepat normalisasi Kali Angke guna mengurangi dampak banjir kiriman di Kota Tangerang.
"Kami harap normalisasi segera selesai karena dampaknya cukup signifikan untuk mengurangi banjir yang terjadi di Kota Tangerang," kata Wakil Wali Kota Tangerang Sachrudin usai melakukan Rapat Penanganan Banjir di Wilayah Kota Tangerang, Kabupaten Tangerang, dan Tangerang Selatan di Pusat Pemerintahan Provinsi Banten, Rabu.
Ia mengatakan, Sungai Cisadane mengalami sedimentasi dan penyempitan sehingga tidak bisa menampung debit air berlebihan yang berasal dari luar Kota Tangerang.
Karena itu, salah satu caranya adalah melakukan percepatan normalisasi Kali Angke. Meskipun Pemkot Tangerang selama ini telah melakukan upaya-upaya penanganan banjir.
Misalnya dengan melakukan penurapan di sekitar Sungai Cisadane, pengerukan kali-kali, perbaikan dan pembersihan saluran-saluran drainase, pembuatan biopori dan sebagainya
"Kepada masyarakat yang terkena dampak banjir diminta bersabar dan diharapkan dapat selalu berdamai dengan lingkungan dengan terus menjaga lingkungan dan tidak menyalahi fungsi lahan," ujarnya.
Pemerintah Kota Tangerang, pun telah menganggarkan biaya sebesar RP200 miliar untuk penanganan banjir tahun ini. Anggaran tersebut meliputi normalisasi Kali Angke, pembangunan turap dan drainase, penyediaan pompa dan lainnya.
Apalagi, jumlah titik banjir di Kota Tangerang yakni sebanyak 13 titik dan kini bertambah menjadi 55 titik. Adapun penyebabnya yakni karena luapan beberapa kali seperti Kali Angke, Kali Cisadane, Kali Ledug dan Kali Sabi.
Untuk Kali Cisadane, Kali Ledug dan Kali Sabi, normalisasi akan dilakukan tahun ini oleh Kementerian Pekerjaan Umum melalui Sumber Daya Air (SDA).
Untuk Kali Angke, proses normalisasi akan dilakukan dengan membebaskan 18 hektare lahan warga terlebih dulu.
