Pemerintah Kabupaten Lebak mendorong nelayan pesisir selatan mengembangkan budidaya udang dan ikan kerapu guna meningkatkan pendapatan ekonomi keluarga.
"Kami menargetkan kebutuhan konsumsi udang dan ikan kerapu ke depan bisa terpenuhi untuk warga Banten, " kata Kepala Bidang Usaha Perikanan Dinas Perikanan Kabupaten Lebak Bernardi di Lebak.
Baca juga: Dinkes Lebak: Kasus COVID-19 usai Lebaran naik 322 orang
Baca juga: Dinkes Lebak: Kasus COVID-19 usai Lebaran naik 322 orang
Potensi pengembangan budidaya udang dan ikan kerapu sangat potensi di pesisir selatan mulai Binuangeun, Suka Hujan, Bayah sampai Tanjung Panto.
Selama ini, kata dia, beberapa kelompok budidaya udang dan ikan kerapu di pesisir pantai Binuangeun sudah mampu memenuhi kebutuhan konsumsi warga lokal.
Bahkan, permintaan pasar cukup tinggi untuk pedagang bakulan juga perajin pengelolaan usaha ikan.
Mereka mengembangkan budidaya udang dan ikan kerapu melalui binaan koperasi nelayan.
'Kami optimistis pengembangan usaha budidaya udang dan ikan kerapu bisa menghasilkan ekonomi cukup tinggi, karena harganya bisa mencapai Rp30 ribu sampai Rp40 ribu per kg," katanya menjelaskan.
Menurut dia, budidaya udang dan ikan kerapu bisa dipanen setiap enam bulan dan jika produktivitas mencapai dua ton dengan harga Rp30 ribu maka diakumulasikan bisa menghasilkan Rp60 juta.
Namun, kata dia, kebanyakan budidaya udang dan ikan kerapu dikelola secara kelompok.
"Dengan pendapatan sekitar Rp60 juta nelayan terbantu ekonomi jika tidak melaut akibat cuaca buruk itu, katanya.
Sejumlah kelompok usaha budidaya udang di pesisir pantai Binuangeun Kabupaten Lebak, menyebutkan pengembangan usaha itu atas binaan koperasi untuk menghasilkan pendapatan ekonomi dan penyerapan lapangan pekerjaan.
Selain itu juga tingkat kesejahteraan nelayan relatif baik.
"Kami sekali panen selama enam bulan bisa menghasilkan sekitar Rp60 juta/kelompok," kata Yadi, Ketua Kelompok Bina Usaha Binuangeun Kabupaten Lebak.