"'Stunting' (kekerdilan) pada balita di Kota Cilegon ini masih besar, yaitu 23 persen, jadi saya minta dengan adanya Kampung KB ini, 'stunting' pada anak bisa diminimalisasi agar menjadikan keluarga yang berkualitas," kata Wakil Wali Kota Cilegon Sanuji Pentamarta di Cilegon, Rabu.
Baca juga: Wakil Wali Kota Cilegon minta kader teliti lakukan pendataan.
Ia menyatakan peran para ketua RT dan RW penting dalam mengembangkan Kampung KB sehingga lebih berperan aktif dalam membantu pemerintah menurunkan angka kekerdilan.
"Para ketua RT dan ketua RW berada di garda terdepan dalam mengembangkan Kampung KB agar lebih berperan aktif dan berkualitas," katanya.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana ( DP3AKB ) Kota Cilegon Heny Anita Susila menjelaskan saat ini sudah terdapat sembilan Kampung KB yang tersebar di beberapa kelurahan di daerah itu.
"Kampung KB di Cilegon dirancang pada 2016 dengan pembentukan di Cikerai, dan sampai saat ini telah berkembang menjadi sembilan," ujarnya.
Hany berharap, para lurah bisa mengoptimalkan peranan Kampung KB yang telah berjalan agar ke depan bisa lebih baik lagi sehingga tujuan pembentukan Kampung KB bisa tercapai.
Secara umum, katanya, tujuan pembentukan Kampung KB untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat di tingkat kampung atau yang setara, melalui program Kependudukan, Keluarga Berencana, dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) serta pembangunan sektor terkait lainnya dalam rangka mewujudkan keluarga kecil berkualitas.