Cilegon, Banten (ANTARA) - Pendiri Perguruan Islam Al-Khairiyah di Cilegon Banten Brigjen KH Syam’un memang telah lama tiada, tetapi api semangat patriotisme dan nilai-nilai perjuangannya akan terus hidup mengakar dan diwariskan secara turun temurun kepada kader-kader Al-Khairiyah yang tersebar di berbagai daerah di seluruh Indonesia.
Maka, pentingnya memperkenalkan sosok pendiri Al-Khairiyah dan nilai-nilai perjuangannya kepada anak-anak didik di lembaga-lembaga pendidikan Al-Khairiyah merupakan suatu keniscayaan sebagai upaya untuk memberikan motivasi dan menanamkan spirit juang Brigjen KH Syam’un, khususnya di bidang pendidikan.
Ruh nilai-nilai perjuangan, patriotisme, dan semangat pengabdian Brigjen KH Syam’un harus terus ditumbuhkan di kalangan generasi penerusnya seperti telah dicontohkan oleh salah satu muridnya, KH Abdul Fatah Hasan yang menjadi salah satu anggota Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).
Kader-kader Al-Khairiyah di masa kini dan masa yang akan datang harus terus berupaya mewarisi nilai-nilai perjuangan Brigjen KH Syam’un sebagai spirit api perjuangan yang terus menyala sepanjang masa seperti yang dituangkan dalam satu bait mars Al-Khairiyah yakni “Al-Khairiyah bakti sepanjang jaman”.
Sebuah kebanggaan bagi kader-kader Al-Khairiyah yang telah mewarisi trah perjuangan Brigjen KH Syam’un adalah berkah yang diberikan oleh Allah SWT kepada anak-anak didik yang pernah mengenyam pendidikan di Al-Khairiyah, terlebih Al-Khairiyah kini sudah memiliki perguruan tinggi, yakni Universitas Al-Khairiyah (Unival).
Bagi kader Al-Kahiriyah, medan jihad yang luas, baik dalam bidang pendidikan dan dakwah maupun sosial, politik, dan ekonomi menjadi sarana untuk menebar kebaikan. Medan jihad dimaksud menjadi tempat bagi mereka untuk mengisi kemerdekaan sesuai bidang dan kompetensi keilmuan masing-masing.
Memang, sudah sepantasnya para kader sebagai pewaris nilai-nilai perjuangan Brigjen KH Syam’un memposisikan diri mengambil peran dalam menyambung estafet perjuangan dari pendiri Al-Khairiyah yang semasa hidupnya dikenal santun, jujur, dan egaliter, tetapi juga berkarakter dan berkepribadian kuat serta visioner.
Al-Khairiyah yang didirikan Brigjen KH Syam’un itu sendiri kini memiliki lebih dari 600 cabang yang tersebar di seluruh Indonesia, terdiri dari lembaga pendidikan setingkat TK, SD, SLTP, dan SLTA atau yang sederajat, pondok pesantren, hingga perguruan tinggi, yaitu Universitas Al-Khairiyah (Unival) dan Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Al-Khairiyah.
Mengenal sosok Brigjen KH Syam’un
Brigjen KH Syam’un ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional oleh Presiden Joko Widodo pada 2018 karena jasanya yang besar dalam turut mengawal perjuangan kemerdekaan Indonesia, selain kiprahnya yang menonjol dalam mengembangkan pendidikan ummat.
Seperti disebutkan oleh Prof Mufti Ali dkk dalam naskah akademik usulan Pemprov Banten untuk gelar Pahlawan Nasional, Brigjen KH Syam’un pernah menjadi Komandan Badan Keamanan Rakyat (BKR) dan berada di garis depan pengusiran tentara Jepang pada 1945.
Kemudian Brigjen KH Syam’un diangkat menjadi Panglima Tentara Keamanan Rakyat (TKR) Divisi 1000/I, lalu diangkat lagi menjadi Komandan Brigade I/Tirtayasa periode 1946-1947. Brigade I/Tirtayasa merupakan cikal bakal Korem Maulana Yusuf Serang.
Semangatnya dalam perjuangan dibuktikannya dalam gerakan yang nyata melalui jihad di medan juang untuk kemerdekaan maupun jihad memerdekakan masyarakat dari kebodohan melalui lembaga pendidikan Al-Khairiyah yang didirikannya di Citangkil, Kota Cilegon Banten pada 1916.
Brigjen KH Syam’un memang tidak hanya ikut serta dalam mengawal Kemerdekaan RI, tetapi juga memiliki kontribusi yang besar terhadap perkembangan pendidikan, dakwah, sosial, politik, dan ekonomi di tanah air.
Kiprahnya dalam memajukan pendidikan ummat dilanjutkan oleh generasi penerusnya sampai sekarang. Perguruan Islam Al-Khairiyah itu sendiri saat ini memiliki lebih dari 600 cabang di seluruh Indonesia.
Di sisi lain, posisi Brigjen KH Syam’un yang juga pernah menduduki Jabatan sebagai Bupati Serang menunjukkan keterlibatannya dalam birokrasi pemerintahan, sementara kepedulian dalam pengembangan ekonomi dibuktikannya dengan membentuk Koperasi Bumi Putra sebagai sarana penopang ekonomi ummat.
Oleh karena itu internalisasi nilai-nilai perjuangan Brigjen KH Syam’un harus terus dilakukan untuk mengisi ruh kader-kader Al-Khairiyah masa kini dan masa mendatang, terutama dengan menggiatkan kembali mata pelajaran muatan lokal Ke-Al Khairiyah-an pada lembaga-lembaga pendidikan di lingkungan Al-Khairiyah.
Dengan begitu transformasi nilai-nilai, semangat, dan ruh perjuangan Brigjen KH Syam’un akan terus mengakar kuat pada kader-kader atau generasi penerus Al-khairiyah masa kini dan masa yang akan datang.
Jika internalisasi nilai-nilai perjuangan Brigjen KH Syam’un tidak dilakukan secara konsiten, dikhawatirkan semangat perjuangan para kader dalam turut mencerdaskan ummat menjadi redup dan spirit untuk membesarkan Al-Khairiyah menjadi lemah.
Brigjen KH Syam’un itu sendiri adalah cucu KH Wasyid, pemimpin perjuangan heroik para petani Banten dalam melawan penjajah Belanda pada peristiwa pertempuran yang dikenal dengan sebutan “Geger Cilegon” di tahun 1888.
Ibunda KH Syam’un adalah Siti Hajar (anak KH Wasyid) dan ayahandanya bernama Haji Alwidjan. Kini Al-Khairiyah dipimpin oleh cucu KH Syam’un dari garis ayah, yakni Ali Mujahidin yang dikenal dengan sapaan “Haji Mumu”. Ayahanda Haji Mumu adalah almarhum KH Karim Syam’un, dan ibundanya bernama Hj Uce Latifah, berasal dari Pandeglang.
Bagaimanapun, pendiri Al-Khairiyah almarhum Brigjen KH Syam’un adalah teladan. Bukan hanya profil, tapi kiprah dan perjuangannya dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan menggerakkan ekonomi ummat harus dipahami dan diteladani oleh kader-kader Al-Khairiyah, di manapun mereka berada.
Penulis, Sayuti, M.Pd.I adalah Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Al-Khairiyah
Citangkil Cilegon Banten.
Internalisasi nilai-nilai perjuangan Brigjen KH Syam'un, sebuah keniscayaan
Kamis, 27 Mei 2021 13:06 WIB
Maka, pentingnya memperkenalkan sosok pendiri Al-Khairiyah dan nilai-nilai perjuangannya