Petani Rambutan Lebak Dua Tahun Gagal Panen
Rabu, 6 April 2011 16:32 WIB
Lebak (ANTARABanten) - Sejumlah petani di Kabupaten Lebak, Banten, mengeluh karena selama dua tahun terakhir gagal panen sehubungan tingginya curah hujan disertai angin kencang.
"Biasanya, bulan April-Mei sudah memasuki musim panen rambutan," kata Udin (45) seorang petani di Kecamatan Curugbitung, Kabupaten Lebak, Rabu.
Udin mengatakan, tanaman rambutan jenis tangkue seluas satu hektare tidak berbuah akibat cuaca ekstrem yang melanda sejak dua tahun terakhir.
Hujan deras disertai angin kencang yang mengakibatkan bunga rambutan yang tumbuh menjadi rontok dan berjatuhan ke tanah sehingga gagal panen.
Padahal, Kecamatan Curugbitung, Maja, dan Sajira merupakan sentra penghasil buah rambutan.
"Jika musim panen rambutan tangkue petani bisa mengeruk keuntungan besar," katanya.
Dia mengatakan, selama musim hujan tumbuhan rambutan begitu subur dengan daun yang lebat juga berdempetan membuat tanaman rambutan susah berbuah.
Selain itu, juga banyak tanaman rambutan yang usia tua sehingga produksi makin berkurang.
Petani, kata dia, saat ini merasa terpukul dengan gagalnya musim panen rambutan tangkue.
"Kami dan petani lainya terlilit utang akibat gagal panen rambutan itu," ujarnya.
Begitu pula Hamid (50) petani rambutan di Kecamatan Maja Kabupaten Lebak mengaku sejak tidak musim panen rambutan terpaksa petani menanam singkong, padi huma dan pisang untuk memenuhi kebutuhan pangan.
Seharusnya, kata dia, petani rambutan pada bulan April-Mei ini sudah memasuki musim panen dan bisa meningkatkan ekonomi masyarakat.
Sebab jika panen setiap hari rambutan tangkue di sini dipasok ke sejumlah pasar di Jakarta.
"Kalau musim panen rambutan saya bisa memasok ke Jakarta seminggu mencapai dua ton rambutan," katanya.
Sementara itu, Wawan (45) petugas penyuluh pertanian Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pertanian Kecamatan Curubitung, Kabupaten Lebak, mengatakan, diperkirakan 2.500 hektare tanaman rambutan tangkue di tiga kecamatan, yakni Curugbitung, Maja dan Sajira gagal panen akibat curah hujan tinggi.
"Bila sering dilanda hujan disertai angin kencang maka tanaman rambutan tidak berbuah karena bunganya rontok dan berjatuhan ke tanah," katanya.
Ia menambahkan, pihaknya telah menyalurkan bantuan bibit rambutan sebanyak 3.000 bibit untuk peremajaan tanaman rambutan tersebut.