Lebak (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Lebak, Banten menyediakan lahan seluas 10 hektare untuk pembangunan hunian tetap bagi warga korban bencana alam pada awal tahun 2020 di Kecamatan Lebak Gedong.
"Kami berharap pembangunan huntap itu bisa direaliasikan untuk warga korban bencana alam yang kini tinggal di hunian sementara (Huntara)," kata Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya di Lebak, Jumat.
Baca juga: BPBD ingatkan warga Lebak Selatan waspada hujan lebat
Pembangunan huntap itu berlokasi di kawasan Taman Nasional Gunung Halimun - Salak (TNGHS) seluas 10 hektare untuk warga korban banjir bandang dan longsor.
Bencana alam di daerah itu terjadi awal tahun 2020 hingga ribuan warga terpaksa tinggal di posko pengungsian yang tersebar di enam kecamatan.
Namun, bencana alam tersebut yang terparah Kecamatan Lebak Gedong dan Sajira dan diperkirakan ratusan rumah warga hanyut dan rusak berat.
Saat ini, mereka warga korban bencana alam di Kecamatan Lebak Gedong tinggal di bangunan huntara.
"Kami berharap warga korban bencana alam itu bisa menempati bangunan Huntap dengan aman dan nyaman," katanya menjelaskan.
Plt Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak Ajis Suhendi mengatakan pihaknya saat ini tengah melakukan pendataan bagi warga korban bencana alam yang benar-benar kondisinya rumahnya hanyut, rusak berat dan rusak ringan.
Pendataan itu untuk mendapat bantuan bangunan huntap agar mereka hidup bersama anggota keluarga dengan sehat dan layak.
Mereka para korban bencana alam tinggal di bangunan huntara dengan kondisi cukup memprihatinkan.
"Kami berharap bangunan huntap itu bisa secepatnya direalisasikan," katanya menjelaskan.
Sementara itu, Sudin (35) warga pengungsian Cigobang Kecamatan Lebak Gedong Kabupaten Lebak mengaku bahwa dirinya menyambut positif rencana pembangunan huntap itu dan dipastikan tinggal bersama anggota keluarga layak.
Saat ini, hampir 10 bulan tinggal di gubuk huntara kondisinya tidak layak huni dan jika hujan kebocoran.
Bangunan huntara itu, kata dia, terpaksa tidur bersamaan dengan istri serta tiga anaknya karena ruangnya cukup sempit.
"Kami sangat menyambut baik adanya relokasi pembangunan huntap ke tempat yang lebih laik, aman, nyaman," ujarnya.