Lebak, (ANTARABanten) - Bupati Lebak Mulyadi Jayabaya mengimbau petani menggunakan pupuk organik pada musim tanam Oktober mendatang, karena pupuk itu bisa menyuburkan lahan pertanian dan tidak merusak kondisi tanah.
"Manfaatnya cukup besar penggunaan pupuk organik dibandingkan pupuk kimia," kata Mulyadi, di Rangkasbitung, Rabu.
Ia mengatakan, penggunaan pupuk organik dari kotoran hewan maupun sampah tidak begitu sulit untuk mendapatkanya.
Karena itu, petani diminta membuat pupuk organik dengan memanfaatkan kotoran ternak maupun sampah jerami.
Sebab penggunaan pupuk kimia seperti urea tentu akan merusak lahan pertanian.
"Saya optimistis penggunaan pupuk organik dapat mendongkrak produksi pangan," katanya.
Menurut dia, penggunaan pupuk organik dari kotoran hewan kerbau, sapi, ayam dan jerami ternyata sangat bagus untuk menyuburkan lahan pertanian.
Hal itu terbukti bagi petani Kecamatan Cibadak Kabupaten Lebak karena panen padi Juni-Juli 2010 produktivitas tujuh ton gabah kering pungut (GKP) per hektare.
Mereka para petani menggunakan pupuk organik karena biaya relatif murah dibandingkan dengan pupuk subsidi.
Selain itu, pihaknya juga meminta petani menggunakan pestisida nabati karena dapat mengatasi berbagai jenis hama tanaman, seperti wereng coklat, ulat grayak, dan tikus.
Adapun bahan pestisida nabati itu di antaranya menggunakan daun nimba, mindi, bawang putih, serai wangi, petai cina, bernuk, gadung, dan lainnya.
Bahan nabati itu sangat mudah didapati juga pembuatanya ditumbuk dan dicampurkan dengan air untuk kemudian disemprot ke tanaman yang terserang hama.
"Kami berharap petani ke depan menggunakan pupuk organik dan pestisida nabati," katanya.
Sementara itu, sejumlah petani di Desa Tambakbay, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak, mengaku mereka hingga kini menggunakan pupuk organik karena mengirit biaya produksi juga tidak merusak lahan pertanian.
"Selama ini penggunaan pupuk organik sangat menguntungkan bagi petani," ujar Salim (50) seorang petani di Desa Tambakbaya Kecamatan Cibadak Kabupaten Lebak.