Jakarta (ANTARA) - Mantan Kadiv Hubungan Internasional Polri Irjen Pol Napoleon Bonaparte meminta penyidikan perkara tindak pidana atas dirinya dihentikan apabila pihak Bareskrim Polri tidak memiliki bukti.
"Kalau tidak punya bukti, ya harus dihentikan penyidikan, kecuali punya bukti harusnya datang (persidangan)," kata Irjen Napoleon usai menghadiri sidang perdana gugatan praperadilan yang diajukannya di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin.
Baca juga: Oknum polisi jadi tersangka "pencabulan" anak
Baca juga: Polisi periksa CCTV Bandara Soetta terkait dugaan pelecehan saat tes cepat
Irjen Napoleon menghadiri sidang perdana gugatan praperadilan terhadap Bareskrim Polri di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.
Napoleon menggugat Bareskrim Polri atas penetapan dirinya sebagai tersangka tindak pidana penerbitan 'red notice' atas nama Djoko Soegiarto Tjandra.
Salah satu permohonan gugatan tersebut adalah meminta Bareskrim menggugurkan penetapan tersangka atas dirinya.
Sidang yang dipimpin Hakim Tunggal, Suharno dimulai sekitar pukul 09.00 WIB terpaksa ditunda, karena hingga pukul 11.30 WIB termohon yakni Bareskrim Polri tidak hadir di persidangan.
"Saya hadir, tapi yang nuduh saya belum hadir," kata Napoleon.
Karena ketidakhadiran termohon, Hakim Tungggal Suharno menunda sidang selama satu pekan. Sidang kembali diagendakan Senin (28/9) dengan agenda membacakan gugatan permohonan.
Usai menghadiri sidang perdananya yang tidak dihadiri termohon, Napoleon berharap ke depan sidang gugatan praperadilan terhadap institusinya sendiri bisa berjalan sesuai norma hukum yang berlaku.
"Harapannya sidang berjalan sesuai dengan norma hukum," kata Napoleon.
Tersangka penerbitan 'red notice' Djoko Tjandra Irjen Napoleon Bonaparte minta penyidikan kasusnya dihentikan
Senin, 21 September 2020 20:38 WIB
Napoleon menggugat Bareskrim Polri atas penetapan dirinya sebagai tersangka tindak pidana penerbitan 'red notice' atas nama Djoko Soegiarto Tjandra