Sebanyak 2.000 pelaku usaha micro, kecil dan menengah (UMKM) masyarakat Badui di pedalaman Kabupaten Lebak gulung tikar akibat pandemi virus corona atau COVID-19.

"Semua pelaku UMKM warga Badui sangat terpukul sejak tiga bulan terakhir dengan adanya pandemi Corona itu," kata Tetua masyarakat Badui yang juga Kepala Desa Kanekes Kecamatan Leuwidamar Kabupaten Lebak Jaro Saija saat ditemui di kediamanya di Kampung Kadu Ketug Kabupaten Lebak, Sabtu.

Pelaku UMKM di kawasan hak tanah ulayat masyarakat Badui gulung tikar akibat pandemi COVID-19,sehingga tidak dikunjungi wisatawan.

Kebanyakan wisatawan yang berkunjung ke pemukiman masyarakat Badui dari Jakarta, Bogor, Tangerang dan Bekasi. 

Namun, daerah itu kini menjadi "zona merah" penyebaran COVID-19 hingga diterapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

"Kami berharap penyebaran pandemi Corona segera berakhir dan kunjungan wisatawan kembali normal," katanya menjelaskan.

Menurut dia, pelaku UMKM masyarakat Badui sebanyak 2.000 unit itu di antaranya kerajinan souvenir cidera mata, kain tenun, madu, golok hingga bambu.

Mereka saat ini di kawasan pemukiman Badui tidak menggelar dagangan aneka kerajinan yang dijual itu karena tidak adanya pengunjung wisatawan.

Biasanya, pemukiman masyarakat Badui di Kampung Kadu Ketug di setiap bale-bale rumah mereka ramai menggelar dagangan hasil kerajinan pelaku UMKM tersebut.

"Kami berharap pelaku UMKM yang terdampak COVID-19 mendapat bantuan dari pemerintah sebagai bentuk kompensasi itu," katanya menegaskan.

Kudil (45) seorang pelaku UMKM warga Badui mengaku bahwa dirinya tidak menjual hasil kerajinan itu, karena tidak ada pembeli selama merebaknya penyebaran COVID-19.

Bahkan, kondisi pemukiman masyarakat Badui sejak tiga bulan terakhir ini tidak ada wisatawan yang berkunjung.

"Kami percuma saja buang-buang modal dan tenaga jika menggelar kerajinan, namun tidak ada pembelinya," katanya.

Begitu juga pelaku UMKM warga Badui lainnya, Meti (45) mengatakan dirinya kini sudah tidak memproduksi kerajinan kain tenun, karena tidak ada wisatawan yang berkunjung ke pemukiman masyarakat Badui.

Selama ini, dirinya terpaksa membantu suami di ladang huma untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga.

"Kami akan kembali memproduksi kain tenun jika sudah berakhir pandemi COVOD-19 itu," katanya.

Sementara itu, Kepala Seksi Data dan Informasi Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Lebak Siti Samsiah mengatakan pihaknya kini tengah melakukan pendataan para pelaku UMKM yang terdampak penyebaran wabah pendemi COVID-19.

Karena itu, pemerintah daerah berkomitmen untuk membangun klaster-klaster ekonomi masyarakat melalui pelaku UMKM tetap berkembang. 

Selama ini, kata dia, kehadiran UMKM sangat membantu pemerintah daerah dalam hal penyerapan lapangan pekerja tenaga lokal.

"Kami saat ini tengah melakukan pendataan pelaku UMKM itu sebanyak 10.000 unit akibat dampak Corona untuk diajukan ke Provinsi Banten," katanya.

 

Pewarta: Mansyur suryana

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2020