Sejumlah pendapatan petani bambu di Kabupaten Lebak, Banten, merosot 70 persen terdampak wabah Virus Corona baru atau COVID-19, yang membuat permintaan pasar menurun drastis.

"Kita biasanya menghasilkan produksi sebanyak 1.000 batang bambu setara dengan pendapatan Rp3 juta/bulan, namun kini hanya Rp900 ribu/bulan," kata Sarmed (50) seorang petani bambu di Cimarga Kabupaten Lebak, Sabtu.

Sebagian besar produksi bambu dari Kabupaten Lebak dipasok ke wilayah Tangerang, Jakarta, dan Bekasi, namun kini daerah tersebut masuk zona merah penyebaran COVID-19. Akibatnya, kata dia, pembelian dari penampung bambu petani berkurang karena sepinya permintaan.

"Kami hari ini menjual bambu ke penampung sebanyak 300 batang dengan harga Rp3.000/batang, sehingga bisa menghasilkan Rp900 ribu/bulan," katanya.

Menurut dia, kebanyakan bambu yang ditampung itu jenis bambu mayan, ulung, apus, serat, betung dan tutul. Bambu-bambu tersebut sangat cocok untuk pembangunan rumah hingga kerajinan rumah tangga.

Perkebunan bambu di wilayahnya cukup banyak dan populasinya, menurut Sarmed, juga terus berkembang di sekitar bantaran aliran sungai dan setiap rumpon menghasilkan produksi 100 batang/bulan.

Selama ini, lanjut dia, perkebunan bambu menjadikan andalan ekonomi petani di wilayahnya.

"Jika kita memiliki 20 rumpon maka menghasilkan produksi 2.000 batang dan jika dijual Rp3.000/batang sehingga bisa menghasilkan Rp6 juta/bulan," katanya.

Begitu juga petani bambu lainnya di Sajira Kabupaten Lebak, Sabar (55) mengaku bahwa pendapatan penghasilan bambu sejak dua bulan terakhir menurun drastis setelah merebaknya pandemi COVID-19.

"Kami biasanya terbantu ekonomi dari penjualan bambu hingga menghasilkan Rp6 juta dari 30 rumpon, namun kini merosot hingga Rp1,5 juta/bulan," katanya.

Sementara itu H Sarip (65) seorang bandar bambu warga Kalanganyar Kabupaten Lebak mengaku biasanya sehari bisa memasok bambu 10 truk /minggu ke wilayah Tangerang dan Jakarta, namun sejak merebaknya pandemi hanya dua truk/minggu.

"Kami terpaksa mengurangi pembelian bambu dari petani karena permintaanya merosot drastis," kata Sarip.
 

Pewarta: Mansyur suryana

Editor : Ridwan Chaidir


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2020