Pusat Pembelaan Hak-hak Perempuan (Women's Crisis Center-WCC) Palembang, Sumatera Selatan, menyoroti kegiatan pendidikan masyarakat daerah setempat di tengah pandemi COVID-19.

"Sejak wabah Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) terdeteksi di Palembang dan penyebarannya cepat meluas di wilayah Sumsel dalam tiga bulan terakhir berbagai aktivitas masyarakat terganggu termasuk pendidikan anak-anak seluruh tingkatan," kata Direktur Eksekutif WCC Palembang, Yeni Roslaini Izi di Palembang, Sabtu.

Khusus masalah pendidikan, melalui momentum Hari Pendidikan Nasional yang biasa diperingati pada setiap 2 Mei, pihaknya mengharapkan Kementerian Pendidikan dan pihak terkait membangun sistem dan infrastruktur pendidikan nasional yang siap menghadapi kondisi apapun.

Menghadapi wabah COVID-19, lembaga pendidikan yang meliburkan siswa untuk mengantisipasi penyebaran COVID-19 di lingkungan sekolah dinilai tidak siap untuk menggelar belajar jarak jauh yang begitu tiba tiba.

Tantangan untuk belajar dari rumah sangat diwarnai oleh masalah akses ke media belajar berupa gawai yang mumpuni, komputer jinjing (laptop), jaringan internet dan suasana belajar di rumah yang belum dibiasakan sebelumnya.

Kemudian kesulitan siswa untuk disiplin mengelola waktu belajar di rumah secara mandiri.

Hal tersebut diperburuk oleh penggunaan media belajar jarak jauh merupakan alat untuk berkomunikasi dalam pergaulan sehari-hari, yang sewaktu-waktu bisa mengganggu siswa ketika sedang serius mendapatkan pengarahan dari guru.

Berdasarkan pengalaman belajar di rumah di tengah pandemi COVID-19, diharapkan setelah wabah tersebut berakhir, Indonesia memiliki sistem pendidikan yang lebih baik dan mampu beraktivitas dalam situasi apapun secara baik bukan seperti yang terjadi sekarang ini, ujar Direktur WCC Palembang.

Pewarta: Yudi Abdullah

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2020