Presiden Iran Hassan Rouhani melalui percakapan telepon dengan Presiden Venezuela Nicolas Maduro pada Senin mengatakan sanksi Amerika Serikat terhadap Iran dan Venezuela tidak adil dan menyeru dua negara tersebut agar bekerja sama dengan kelompok OPEC+.
Washington kembali memberlakukan sanksi terhadap Iran pada 2018 ketika Presiden Donald Trump menarik Amerika Serikat keluar dari perjanjian nuklir 2015 antara Iran dengan sejumlah negara besar dunia.
Pejabat Iran mengaku sanksi tersebut menghambat upaya untuk memerangi wabah virus corona di negara tersebut.
"Sanksi Amerika yang ilegal dan sadis terhadap produksi minyak Iran dan Venezuela bertentangan dengan regulasi internasional serta prinsip-prinsip kemanusiaan," kata Rouhani melalui situs resmi kepresidenan.
Ia menambahkan, "Kami harus melanjutkan kerja sama mengenai pemangkasan produksi dan pengembalian stabilitas harga."
Kelompok penghasil minyak OPEC+, yang terdiri atas Organisasi Negara-negara Penghasil Minyak, Rusia dan sejumlah negara lain, pekan lalu sepakat untuk memangkas produksi hingga 9,7 juta barel per hari atau sekitar 10 persen pasokan global pada Mei dan Juni tahun ini.
Sumber: Reuters
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2020
Washington kembali memberlakukan sanksi terhadap Iran pada 2018 ketika Presiden Donald Trump menarik Amerika Serikat keluar dari perjanjian nuklir 2015 antara Iran dengan sejumlah negara besar dunia.
Pejabat Iran mengaku sanksi tersebut menghambat upaya untuk memerangi wabah virus corona di negara tersebut.
"Sanksi Amerika yang ilegal dan sadis terhadap produksi minyak Iran dan Venezuela bertentangan dengan regulasi internasional serta prinsip-prinsip kemanusiaan," kata Rouhani melalui situs resmi kepresidenan.
Ia menambahkan, "Kami harus melanjutkan kerja sama mengenai pemangkasan produksi dan pengembalian stabilitas harga."
Kelompok penghasil minyak OPEC+, yang terdiri atas Organisasi Negara-negara Penghasil Minyak, Rusia dan sejumlah negara lain, pekan lalu sepakat untuk memangkas produksi hingga 9,7 juta barel per hari atau sekitar 10 persen pasokan global pada Mei dan Juni tahun ini.
Sumber: Reuters
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2020