Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak mengingatkan masyarakat di daerah ini agar waspada bencana banjir dan tanah longsor sehubungan curah hujan cenderung meningkat dengan intensitas lebat, sedang dan ringan.

"Kami minta warga khususnya yang tinggal di bantaran sungai dan perbukitan dapat meningkatkan waspada bencana alam itu," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Lebak Kaprawi di Lebak, Selasa.

Peringatan kewaspadaan bencana banjir dan tanah longsor itu, karena tofografi wilayah Kabupaten Lebak pegunungan, perbukitan dan aliran sungai.

Selain itu juga wilayah Kabupaten Lebak merupakan kawasan hulu karena terdapat hutan konservasi di Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) dan hutan lindung di kawasan adat masyarakat Badui.

Apabila, intensitas curah hujan meningkat cukup berpotensi terjadi banjir bandang dan longsoran, seperti yang terdampak di Kecamatan Lebak Gedong, Sajira, Cipanas, Maja, Curugbitung dan Cimarga.

Bencana tersebut hingga ribuan rumah rusak dan hanyut serta mereka tinggal di posko pengungsian juga kerusakan infrastuktur jembatan hingga 27 unit dan 19 gedung sekolah.

Bahkan, bencana banjir bandang dan longsor itu mengakibatkan sembilan orang meninggal dunia dan diperkirakan kerugian mencapai Rp100 miliar.

"Kami berharap warga dapat meningkatkan waspada guna mengurangi risiko kebencanaan agar tidak menimbulkan korban jiwa maupun kerusakan besar," katanya menjelaskan.

Ia mengimbau masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana seperti bantaran sungai, perbukitan, dan kaki gunung di kawasan TNGHS perlu meningkatkan kewaspadaan.

Apabila, curah hujan cenderung meningkat, sebaiknya warga setempat mengungsi ke tempat yang lebih aman guna mengantisipasi bencana alam itu.

"Kami mengimbau jika warga tinggal di lokasi rawan bencana maka secepatnya mengungsi bila curah hujan meningkat," katanya.

Ia menyebutkan, BPBD Lebak menyiapkan peralatan evakuasi guna menyelamatkan masyarakat jika sewaktu-waktu terjadi bencana banjir dan longsor.

Peralatan evakuasi itu di antaranya perahu karet, pakaian pelampung, genzet, gas,kendaraan operasional dan alat berat.

Selain itu juga tenda, persediaan logistik dan obat-obatan agar tidak menimbulkan kerawanan pangan dan serangan penyakit.

"Kami di Posko Utama di Kantor BPBD selama 24 jam selalu siaga dengan piket bergantian petugas kebencanaan dan relawan sebanyak 20 orang," katanya.

 

Pewarta: Mansyur suryana

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2020