Sejumlah petani di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten meningkatkan produksi pertanian singkong atau ubi jalar guna memenuhi permintaan pasar.
"Kita panen singkong tahun lalu seluas satu hektare dengan produksi sebanyak 20 ton dan dapat memenuhi permintaan pasar," kata Soleh (40) seorang petani warga Maja Kabupaten Lebak, Jumat.
Pengembangan pertanian singkong itu karena permintaan pasar di Lebak serta luar kota seperti pasar Tangerang Jakarta cenderung tinggi. Puluhan ton bisa dikirim dalam dalam satu.
Para petani itu menanam singkong di lahan-lahan yang belum dimanfaatkan oleh perusahaan.
"Kami memanfaatkan lahan milik perusahaan itu sudah berlangsung 10 tahun dan sangat terbantu ekonomi keluarga," katanya menjelaskan.
Baca juga: Padi huma masih jadi andalan pangan masyarakat Lebak
Baca juga: Padi huma masih jadi andalan pangan masyarakat Lebak
Menurut dia, pertanian singkong bisa menghasilkan pendapatan ekonomi setelah memanen pada usia tanam 10 bulan.
Produksi panen tahun lalu sebanyak 20 ton per hektare dengan harga Rp3.000/kilogram maka menghasilkan pendapatan ekonomi Rp60 juta.
Pendapatan sebesar Rp60 juta itu dipotong biaya upah kerja dan pupuk mencapai Rp20 juta per hektare.
"Kami bisa membangun rumah hingga menyekolahkan dua anaknya hingga SLTA dari usaha pertanian singkong," kata Soleh.
Baca juga: PD Pasar sebut UMKM jualan di Mal Plaza Shinta tidak dikenakan biaya
Baca juga: PD Pasar sebut UMKM jualan di Mal Plaza Shinta tidak dikenakan biaya
Begitu juga Suherman (55) seorang petani singkong di Curugbitung Kabupaten Lebak mengatakan dirinya menggeluti usaha pertanian singkong sudah berlangsung lima tahun terakhir ini dan penghasilan ekonomi relatif baik karena permintaan pasar cenderung meningkat.
Saat ini, dirinya mengembangkan pertanian singkong roti seluas satu hektare dan diperkirakan produktivitas sekitar 20 ton.
"Kami pada Mei 2024 akan panen singkong dan sudah diberi uang tanda jadi oleh tengkulak. Harga saat ini Rp3.000 per kg," katanya menjelaskan.
Kebanyakan singkong yang petani dikembangkan di Lebak jenis singkong roti, mentega dan perelek dengan kualitasnya memiliki rasa pulen, beraroma dan kandungan karbohidratnya cukup tinggi.
Oleh karena itu, sebagian besar singkong di sini sangat cocok untuk dikonsumsi panganan alternatif untuk keluarga juga pelaku UMKM, termasuk pedagang gorengan.
Baca juga: Disperindag Kota Tangerang gelar UMKM Award tanpa dipungut biaya
Baca juga: Disperindag Kota Tangerang gelar UMKM Award tanpa dipungut biaya
Sementara itu, Kepala Produksi Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Deni Iskandar mengatakan produksi singkong dari Januari-Maret 2024 sebanyak 3.750 ton sehingga dapat memenuhi ketersediaan pangan masyarakat.
Petani yang mengembangkan pertanian singkong untuk dipasok ke luar daerah dari Kecamatan Maja, Sajira, Curugbitung, Kalanganyar dan Rangkasbitung, karena mereka memanfaatkan lahan milik perusahaan yang belum dimanfaatkan untuk pembangunan properti perumahan.
"Kami berharap ke depannya pertanian singkong menjadi andalan ekonomi petani sehingga terus memperluas budi daya pengembangan ubi jalar," katanya menjelaskan.
Baca juga: UMKM pakaian di Tangerang dapat berkah Ramadhan
Baca juga: UMKM pakaian di Tangerang dapat berkah Ramadhan