Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Lebak, Banten), menyebutkan 18 warga Badui menjalani pengobatan Tuberkulosis (TBC) tahun 2023 selama enam bulan untuk penyembuhan penyakit menular itu.
"Sekarang para penderita TBC itu di kawasan pemukiman Badui masih dilakukan pengobatan," kata Kepala Pelaksana Harian (Plh) Kepala Dinkes Lebak Budi Mulyanto saat dikonfirmasi di Rangkasbitung, Kamis.
Berdasarkan laporan penduduk Pemerintahan Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, jumlah penduduk di wilayah itu sebanyak 13.637 jiwa. Dari jumlah itu hanya 18 orang yang positif TBC dan masuk dalam aplikasi Sistem Informasi TB (SITB) Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
Baca juga: Empat balita di Badui ditemukan berstatus stunting
Baca juga: Empat balita di Badui ditemukan berstatus stunting
Budi mengatakan para penderita TBC itu menjalani pengobatan rutin setiap bulan yang diberikan oleh puskesmas setempat. Mereka harus minum obat yang tidak boleh terputus selama enam bulan. Jika terputus minum obat, kata dia, maka mereka harus kembali ke awal.
Untuk kepatuhan minum obat ada Pengawas Menelan Obat (PMO) dari anggota keluarga/keluarga terdekat/tetangga terdekat.
"Kita minta penderita TBC agar minum obat selama enam bulan dan jangan sampai terputus," ujar Budi. Ia menegaskan persediaan obat TBC secara gratis itu relatif cukup di fasilitas-fasilitas kesehatan dan puskesmas setempat.
Baca juga: Petani Badui panen padi huma meski sempat terserang hama
Baca juga: Petani Badui panen padi huma meski sempat terserang hama
Adapun rincian penderita TBC yaitu di Puskesmas Cisimeut sebanyak 3 orang, Puskesmas Cirinten 5 orang, Puskesmas Gunungkencana 2 orang, Puskesmas Muncang satu orang, RSUD Adjidarmo 5 orang, RS Misi satu orang, dan RS Kartini satu orang.
"Kami terus mengoptimalkan pengobatan dan pelayanan kesehatan agar kedepannya warga Badui terbebas dari penyakit TBC," kata Budi.
Sementara itu sejumlah warga Badui positif TBC mengatakan mereka hingga kini masih mematuhi minum obat karena ingin sembuh dari penyakit tersebut. Mereka setiap bulan mengambil obat di fasilitas kesehatan secara gratis.
"Kami sudah menjalani pengobatan TBC selama tiga bulan dan sisanya tiga bulan lagi," kata Sarman, seorang pasien TBC warga Badui.
Baca juga: Relawan tangani stunting di kawasan permukiman Badui Lebak