Banjir yang sempat melanda Kota Tangerang, Banten, menimbulkan dampak penyakit bagi warga, yakni diare dan penyakit gatal pada kulit.

Wakil Wali Kota Tangerang H. Sachrudin di Tangerang, Rabu mengatakan, hasil dari pantauan langsung setelah banjir ke posko kesehatan warga di Kantor Kelurahan Panunggangan Barat, keluhan warga terbanyak adalah diare dan penyakit gatal pada kulit.

Untuk mengatasi diare dan kulit gatal akibat banjir itu, Sachrudin menginstruksikan kepada pegawai di tingkat kelurahan dan kecamatan agar berkoordinasi dengan dinas terkait mengenai kebutuhan langsung masyarakat pascabanjir.

"Kalau bisa lakukan jemput bola, cek kesehatan warga di tiap rumah, layani masyarakat kita sebaik mungkin," katanya.

Dijelaskannya, banjir di awal Tahun 2020 masih menyisakan banyak pekerjaan rumah, terutama bagi korban terdampak yang berada di bantaran Sungai Cisadane.

Oleh karena itu, ia pun mengajak semua pihak untuk secara bersama-sama kembali menata lokasi yang rusak pascabanjir.

"Perlahan kami tata kembali Banksasuci yang menjadi tempat rekreasi di bantaran Sungai Cisadane ini, kita bahu membahu untuk mempercepat pemulihannya," kata  Wakil Wali Kota Tangerang.

"Air banjir yang masuk ke dalam botol kemasan plastik juga harus segera dibuang, nanti jadi sarang nyamuk demam berdarah ini," ujarnya.

Selain rumah warga dan Banksasuci, terdapat pula Pondok Pesantren Al-Istiqomah yang dipimpin Ustadz Hambali Mulyadi yang terkena musibah banjir.

"Pak Ustad, nanti petugas kebersihan dan BPBD akan dikerahkan untuk mempercepat pengangkutan sampah dan membersihkan lumpur di pesantren," ucap Sachrudin.

Pewarta: Achmad Irfan

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2020