Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru menyebut sejak Januari hingga pertengahan November 2019 terdapat sebanyak 365 warga terjangkit Demam Berdarah Dengue (DBD), lima di antaranya meninggal dunia.
"Mereka yang meninggal ini karena terlambat mendapat penanganan medis," kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru M Amin di Pekanbaru, Kamis
M Amin menjelaskan dibandingkan tahun lalu jumlah yang meninggal akibat DBD menurun sekitar separuhnya.
Pada 2018, penderita DBD yang meninggal mencapai 10 orang. Sementara penderita yang mendapat perawatan mencapai 600 orang lebih.
Menurut dia, masih tingginya kasus DBD di Pekanbaru disebabkan beberapa faktor di antaranya pola hidup bersih dan sehat yang kurang dilakukan masyarakat.
"Satu orang yang meninggal kemarin, yaitu di Kecamatan Rumbai Pesisir. Hasil peninjauan di lingkungan tempat tinggalnya, banyak air tergenang di parit," jelasnya.
Dikatakannya, penyebab lain akibat sampah dan wadah tempat sarang nyamuk dibiarkan berserakan tanpa dibersihkan, peralihan cuaca dari panas ke hujan. "Ini sangat berpotensi membuat perkembangan nyamuk Aides Agepty penyebar DBD sebab selama musim kemarau nyamuk bertelur pada wadah, lalu saat turun hujan memudahkan nyamuk berkembang biak."
Tingginya populasi nyamuk ini akibat pola buruk masyarakat yang tidak menjaga kebersihan lingkungannya, tambahnya.
Karena itu, lanjut dia, Diskes mengimbau masyarakat menjaga kebersihan lingkungannya. Pihaknya juga akan bekerja sama dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR), Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman, serta Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) membantu membersihkan saluran air tergenang agar penanganan DBD dilakukan secara terpadu.
Di samping pembentukan tim terpadu, Diskes juga mengoptimalkan penanganan DBD di Puskesmas.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019
"Mereka yang meninggal ini karena terlambat mendapat penanganan medis," kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru M Amin di Pekanbaru, Kamis
M Amin menjelaskan dibandingkan tahun lalu jumlah yang meninggal akibat DBD menurun sekitar separuhnya.
Pada 2018, penderita DBD yang meninggal mencapai 10 orang. Sementara penderita yang mendapat perawatan mencapai 600 orang lebih.
Menurut dia, masih tingginya kasus DBD di Pekanbaru disebabkan beberapa faktor di antaranya pola hidup bersih dan sehat yang kurang dilakukan masyarakat.
"Satu orang yang meninggal kemarin, yaitu di Kecamatan Rumbai Pesisir. Hasil peninjauan di lingkungan tempat tinggalnya, banyak air tergenang di parit," jelasnya.
Dikatakannya, penyebab lain akibat sampah dan wadah tempat sarang nyamuk dibiarkan berserakan tanpa dibersihkan, peralihan cuaca dari panas ke hujan. "Ini sangat berpotensi membuat perkembangan nyamuk Aides Agepty penyebar DBD sebab selama musim kemarau nyamuk bertelur pada wadah, lalu saat turun hujan memudahkan nyamuk berkembang biak."
Tingginya populasi nyamuk ini akibat pola buruk masyarakat yang tidak menjaga kebersihan lingkungannya, tambahnya.
Karena itu, lanjut dia, Diskes mengimbau masyarakat menjaga kebersihan lingkungannya. Pihaknya juga akan bekerja sama dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR), Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman, serta Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) membantu membersihkan saluran air tergenang agar penanganan DBD dilakukan secara terpadu.
Di samping pembentukan tim terpadu, Diskes juga mengoptimalkan penanganan DBD di Puskesmas.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019