Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Lebak, Provinsi Banten mengoptimalkan pelatihan kepada pelaku industri kecil dan menengah (IKM) sehingga mampu bersaing di pasaran.

"Kita menargetkan semua pelaku IKM mendapatkan pelatihan sehingga mampu bersaing di pasar," kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Lebak Dedi Rahmat di Lebak, Rabu.

Kualitas produksi IKM di Kabupaten Lebak patut diapresiasi,karena delapan produk menembus pasar supermarket, seperti Giant, Carrefour, Indomart dan Alfamart,  bahkan, industri kerajinan bambu menembus pasar Eropa.

Keberhasilan menembus pasar supermarket tersebut berkat optimalnya pelatihan-pelatihan terhadap pelaku IKM yang memproduksi industri logam, kerajinan bambu, batik hingga aneka makanan olahan.

Pemerintah daerah setiap tahun mengalokasikan anggaran untuk pelatihan kepada pelaku IKM guna meningkatkan sumber daya manusia (SDM) dan keterampilan.

Apabila, mereka SDM dan ketrampilan sangat baik dipastikan produk IKM lebih berkualitas dan mampu bersaing di pasaran.

Selama ini, pelaku IKM cukup besar membantu program pemerintah daerah, di antaranya meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat.

Selain itu juga menyerap lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat setempat.

Karena itu, pemerintah daerah mendorong produk IKM harus berkualitas sehingga diterima pasar domestik dan mancanegara.

"Saya yakin jika produk IKM itu mampu bersaing pasar maka akan menyerap tenaga kerja juga kehidupan ekonomi warga semakin membaik," ujarnya menjelaskan.

Menurut dia, saat ini, jumlah pelaku IKM di Kabupaten Lebak sekitar 14.320 unit usaha dengan menyerap 33.000 tenaga kerja.

Mereka pelaku IKM menerima pelatihan itu dari instuktur yang memiliki kompetensi dan bersertifikat dibidangnya masing-masing.

Selanjutnya, mereka juga dimagangkan ke daerah yang dinilai berhasil mengelola produk IKM.

Misalnya, kata dia, Yogyakarta sebagai sentra penghasil kerajinan batik maka pelaku IKM Lebak dikirim ke daerah tersebut untuk menjalani pelatihan keterampilan.

Begitu juga Tasikmalaya, Jawa Barat dinilai berhasil dalam aneka kerajinan bambu.

"Kami optimistis ke depan produk IKM Lebak bisa menembus pasar domestik hingga mancanegara," katanya.

Sementara itu, Khaerul Pulungan, pelaku IKM bambu Pasir Ona Rangkasbitung mengatakan bahwa industri mebeleur bambu sudah menembus pasar ekspor ke Benua Eropa.

Permintaan pasar Eropa itu antara lain Inggris, Jerman, Italia, Belanda, Perancis dan Portugis.

Produksi mebeuler yang dirintis sejak tahun 1989 hingga sekarang masih eksis karena permintaan pasar ekspor cukup tinggi.

Harga mebeuler dijual ekspor itu mulai Rp250 ribu hingga Rp2,5 juta per unit.

Kerajinan mebeuler bambu diantaranya produksi kursi sopa, ranjang tidur, rak sepatu, buku-buku juga kursi panjang.

"Semua produksi itu menggunakan bahan baku bambu," katanya menjelaskan.
 

Pewarta: Mansyur suryana

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019