Balai Pelayanan Penempatan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia Yogyakarta menyebut tujuan pekerja migran Indonesia asal kabupaten/kota di Daerah Istimewa Yogyakarta yang dikirim secara formal oleh lembaganya ada sebanyak 53 negara.
"Negaranya banyak sekali, paling terbanyak ke Korea (Korea Selatan) dan Malaysia, Yogyakarta itu tujuan negara PMI (pekerja migran Indonesia) ada 53 negara tujuan," kata Kepala Balai Pelayanan Penempatan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BP3TKI) Yogyakarta, Suparjo di Yogyakarta, Minggu.
Dia menjelaskan, puluhan negara tujuan itu diantaranya berbagai negara di kawasan Eropa, Amerika dan Australia, akan tetapi mayoritas ke Korea Selatan, karena standar gaji yang ditetapkan di perusahaan negara tersebut tinggi jika dirupiahkan.
Baca juga: Menpar kembangkan wisata religi di Ponpes Tanara Serang
Baca juga: RSDP Serang pertahankan akreditasi paripurna dari KARS
Baca juga: Pemkab Serang-LKBN Antara kerja sama penyebaran informasi
"Kalau sekarang yang banyak diminati calon pekerja ke luar negeri itu adalah ingin bekerja ke Korea karena gajinya tinggi, kalau dirupiahkan mencapai sebesar Rp20 juta per bulan, mereka bekerja di sektor manufaktur pabrikan," katanya.
Dia mengatakan, terbanyak kedua setelah Korea Selatan, calon tenaga kerja ke luar negeri berminat ke perusahaan sektor manufaktur di Malaysia, bahkan lulusan sekokah menengah atas/kejuruan (SMA/SMK) sederajat banyak ke negeri Jiran itu.
Dia mengatakan pada tahun ini di wilayah DIY calon PMI yang mendaftar untuk bekerja ke Korea Selatan sebanyak 500 orang, akan tetapi yang dinyatakan lulus hanya berjumlah 42 orang, karena memang kempetisi untuk menjadi pekerja di negara tersebut sangat ketat.
"Kalau secara nasional kemarin yang daftar sebanyak sekitar 24 ribu tenaga kerja, tetapi yang lulus hanya sekitar 1.700 orang secara nasional, kalau Yogyakarta yang mendaftar 500 orang kemudian yang lulus 42 orang itu sudah bagus," kata Suparjo.
Sementara itu, dalam tiga tahun terakhir sejak 2017 sampai Juni 2019 lembaganya telah mengirim PMI sebanyak 3.543 orang, sebanyak 1.059 pekerja dari Bantul, 342 pekerja dari Gunung Kidul, 1.070 pekerja dari Kulon Progo, kemudian 808 pekerja dari Sleman dan 264 pekerja dari Kota Yogyakarta.
"Di data kita, Bantul ini adalah kabupaten kedua terbanyak pengiriman tenaga ke luar negeri dengan sebanyak 1.059 orang selama tiga tahun terakhir, yang terbanyak pertama masih Kabupaten Kulon Progo," katanya.
Dia mengatakan, sedangkan secara nasional, DIY menempati rangking ke delapan terbanyak dalam pengiriman PMI ke luar negeri untuk bekerja secara formal ke perusahaan-perusahaan manufaktur di luar negeri.
Baca juga: Bupati Serang: Sekolah perlu dipantau jauhkan millenial dari narkoba
Baca juga: Bupati Kulonprogo sampaikan pengalaman atasi AKI di Serang
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019
"Negaranya banyak sekali, paling terbanyak ke Korea (Korea Selatan) dan Malaysia, Yogyakarta itu tujuan negara PMI (pekerja migran Indonesia) ada 53 negara tujuan," kata Kepala Balai Pelayanan Penempatan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BP3TKI) Yogyakarta, Suparjo di Yogyakarta, Minggu.
Dia menjelaskan, puluhan negara tujuan itu diantaranya berbagai negara di kawasan Eropa, Amerika dan Australia, akan tetapi mayoritas ke Korea Selatan, karena standar gaji yang ditetapkan di perusahaan negara tersebut tinggi jika dirupiahkan.
Baca juga: Menpar kembangkan wisata religi di Ponpes Tanara Serang
Baca juga: RSDP Serang pertahankan akreditasi paripurna dari KARS
Baca juga: Pemkab Serang-LKBN Antara kerja sama penyebaran informasi
"Kalau sekarang yang banyak diminati calon pekerja ke luar negeri itu adalah ingin bekerja ke Korea karena gajinya tinggi, kalau dirupiahkan mencapai sebesar Rp20 juta per bulan, mereka bekerja di sektor manufaktur pabrikan," katanya.
Dia mengatakan, terbanyak kedua setelah Korea Selatan, calon tenaga kerja ke luar negeri berminat ke perusahaan sektor manufaktur di Malaysia, bahkan lulusan sekokah menengah atas/kejuruan (SMA/SMK) sederajat banyak ke negeri Jiran itu.
Dia mengatakan pada tahun ini di wilayah DIY calon PMI yang mendaftar untuk bekerja ke Korea Selatan sebanyak 500 orang, akan tetapi yang dinyatakan lulus hanya berjumlah 42 orang, karena memang kempetisi untuk menjadi pekerja di negara tersebut sangat ketat.
"Kalau secara nasional kemarin yang daftar sebanyak sekitar 24 ribu tenaga kerja, tetapi yang lulus hanya sekitar 1.700 orang secara nasional, kalau Yogyakarta yang mendaftar 500 orang kemudian yang lulus 42 orang itu sudah bagus," kata Suparjo.
Sementara itu, dalam tiga tahun terakhir sejak 2017 sampai Juni 2019 lembaganya telah mengirim PMI sebanyak 3.543 orang, sebanyak 1.059 pekerja dari Bantul, 342 pekerja dari Gunung Kidul, 1.070 pekerja dari Kulon Progo, kemudian 808 pekerja dari Sleman dan 264 pekerja dari Kota Yogyakarta.
"Di data kita, Bantul ini adalah kabupaten kedua terbanyak pengiriman tenaga ke luar negeri dengan sebanyak 1.059 orang selama tiga tahun terakhir, yang terbanyak pertama masih Kabupaten Kulon Progo," katanya.
Dia mengatakan, sedangkan secara nasional, DIY menempati rangking ke delapan terbanyak dalam pengiriman PMI ke luar negeri untuk bekerja secara formal ke perusahaan-perusahaan manufaktur di luar negeri.
Baca juga: Bupati Serang: Sekolah perlu dipantau jauhkan millenial dari narkoba
Baca juga: Bupati Kulonprogo sampaikan pengalaman atasi AKI di Serang
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019