Guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di pedalaman Kabupaten Lebak, Banten, membutuhkan bantuan honor guna mensukseskan keberlangsungan kegiatan belajar mengajar.

"Kami mendidik anak-anak tanpa honor sehubungan dihapusnya anggaran dana desa itu. Sebelumnya, kami menerima honor dari dana desa sebesar Rp500.000 per bulan," kata Kepala PAUD Wibana Desa Pasir Tanjung Kecamatan Rangkasbitung Apriyanti usai merayakan kelulusan peserta didik di Lebak, Selasa.

Meskipun guru PAUD Wibana itu tanpa honor maupun pendapatan bulanan, tetapi mereka tetap bersemangat mendidik anak-anak PAUD.

Kegiatan belajar mengajar (KBM) PAUD Wibana itu sudah berlangsung tiga tahun terakhir hingga peserta didiknya terus bertambah. Pihaknya mengapresiasi jumlah peserta didik yang dikelolanya itu tercatat 30 anak dan baru meluluskan satu angkatan.

Padahal, warga setempat masuk kategori desa terpencil dan partisipasi masyarakat terhadap pendidikan relatif kecil.

Oleh karena itu, pihaknya bekerja keras memberikan motivasi dan dorongan kepada masyarakat setempat agar anak-anak usia dini tidak bermain, tetapi dimanfaatkan dengan menerima jenjang PAUD.

Selama ini, anak-anak usia dini di desa tertinggal tersebut kebanyakan bermain di sekitar perkebunan maupun ladang kebun.

"Semua peserta didik itu gratis tanpa diminta iuran maupun sumbangan dana pendidikan," kata Apriyanti lulusan Universitas Terbuka jurusan PAUD itu.

Begitu juga guru PAUD Wibana, Upit Sarimanah mengatakan dirinya mengajar tanpa honor sejak dihapus anggaran dana desa tersebut.

Saat ini, pengelola PAUD sangat membutuhkan bantuan honor maupun sarana media pembelajaran.

Bahkan, kondisi PAUDnya itu relatif terbatas sarana alat permainan edukatif (APE) ruangan maupun APE luar ruangan.

Penyaluran BOP yang diluncurkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan relatif kecil hanya Rp600 ribu/siswa. "Kami minta dana desa kembali diperbolehkan untuk memberikan honor guru PAUD itu," katanya.

Kepala Bidang Pendidikan Anak Usia Dini NonFormal dan Informal (PAUDNI) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Lebak Abdul Malik mengatakan secara umum PAUD di daerah ini berkembang karena dari 340 desa di daerah ini hanya delapan desa yang belum memiliki akses PAUD.

Saat ini jumlah lembaga PAUD tercatat 768 unit dengan siswa sebanyak 25.884 anak dan tenaga pengajar 676 guru. Lembaga PAUD di Kabupaten Lebak jauh berkembang dibandingkan lima tahun lalu tetapi, kebanyakan PAUD tersebut didirikan oleh masyarakat dan hanya 10 lembaga yang berstatus negeri.

Karena itu, pihaknya berupaya meningkatkan kualitas PAUD dengan mengoptimalkan pelatihan-pelatihan, pembinaan, hingga workshop.

"Kami optimistis ke depan semua desa sudah memiliki PAUD itu," katanya menjelaskan.

Ia menyebutkan, Pemerintah Kabupaten Lebak juga memperhatikan PAUD dengan memberikan BOP melalui DAK Kabupaten Lebak.

Mereka para siswa menerima BOP sebesar Rp600 ribu/anak guna menunjang semangat masyarakat untuk membangun pendidikan usia emas itu.

"Kami yakin berkembangnya PAUD itu dapat mendongkrak angka partisipasi kasar (APK) dan angka partisipasi melanjutkan (APM) pendidikan dan bersinergi dengan Lebak Pintar," ujarnya.

Baca juga: Wagub Banten Dorong APK PAUD Ditingkatkan

Baca juga: Pemkab Pandeglang Cairkan BOP PAUD RP10,667 Miliar

Baca juga: Guru PAUD Kota Tangerang Terima Insentif Rp350.000 Per Bulan

Baca juga: Pemkot Tangerang Komitmen Tuntaskan PAUD 1 Tahun


 

Pewarta: Mansyur suryana

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019